REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Kini Kota Depok telah memiliki sentra oleh-oleh khas Depok. Pemerintah Kota (Pemkot Depok) menggandeng Rumah Makan Mang Kabayan yang berada di Jalan Protokol Margonda Raya untuk membuka pusat (sentra) oleh-oleh khas Depok.
Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail meresmikan Sentra oleh-oleh khas Depok tersebut, Selasa (29/4). Acara peresmian ini dihadiri oleh istri Walikota Nur Azizah Tamhid, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga, Seni dan Pariwisata Kota Depok, M Munir, Pengelola Mang Kabayan Rosiana Ginting, dan Abang dan Mpok Depok.
''Sentra oleh-oleh yang berada di Rumah Makan Mang Kabayan itu merupakan yang pertama dimiliki oleh Pemkot Depok. Pusat oleh-oleh khas Depok ini merupakan yang pertama dan lokasinya sangat strategis serta terletak di jalan utama. Terlebih tempatnya sudah memiliki brand yakni Rumah Makan Mang Kabayan,'' ujar Nur Mahmudi.
Lebih lanjut Wali Kota Depok yang sarat dengan prestasi melakukan berbagai macam terobosan inovatif ini mengatakan, bahwa ada 11 Kecmatan di Depok yang nantinya dapat mengusung atau menghadirkan one village one produk. Ia juga berharap di setiap kecamatan memiliki ciri khas tersendiri.
''Dengan ini kami yakin mampu menyedot para wisatawan untuk berkunjung ke Depok. Namun begitu, pemilik produk juga harus memperhatikan produknya seperti harga dan kemasan,'' harap Nur Mahmudi.
Jika masyarakat Depok atau pengunjung yang jalan-jalan ke Kota Depok, pasti tak asing lagi dengan Jalan Margonda, Beji, Depok yang menyajikan berbagai macam kuliner ditemukan dapat di sepanjang jalan ini. Namun banyak masyarakat selama ini mengeluhkan sulitnya mencari oleh-oleh khas kota belimbing ini. Berbagai macam makanan dari mulai olahan belimbing, dodol, lidah buaya, jambu bol, singkong, hingga ikan pecak terkenal ada dijajakan di kota yang sarat dengan beragam program ini.
''Ini tak lain sesuai amanat dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung tingkat partisipasi wisatawan yang datang ke Depok,'' ujar Munir, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga, Seni dan Pariwisata Kota Depok.
Munir menambahkan, dalam RPJMD diamanahkan 11 kecamatan harus memiliki sentra oleh-oleh khas Depok. ''Kami berusaha mengembangkan usaha pariwisata dan ini harus sejalan dengan misi RPJMD yakni meningkatkan daya saing dan potensi industri lokal. Mudah-mudahan dengan dibukanya sentra oleh-oleh khas Depok ini dapat diikuti di 11 kecamatan lain, kami targetkan per tahun harus 1,5 juta wisatawan berkunjung ke Depok,'' paparnya.
Diungkapkan Munir, berbagai macam produk olahan lidah buaya juga disuguhkan seperti minuman ataupun camilan kerupuk. Ada juga dendeng daun belimbing, keripik pisang buatan Depok, dodol Depok, serta olahan buah belimbing dewa dari mulai jus, dodol, sampai wingko. Harganya pun cukup bersaing dari mulai harga Rp 10.000 keatas per produk. Selain makanan, ada pula produk lainnya seperti pakaian, kerajinan, ataupun suvenir.
Menurut Munir, Pemkot Depok, mengupayakan produk makanan yang diutamakan tidak berbahan dasar terigu atau meminimalisir penggunaan terigu yang dapat diganti oleh tepung mocaf sesuai kebijakan yang diterapkan orang nomor satu di Kota Depok. Tahap pertama terdapat 46 jenis produk ekonomi kreatif dan UKM. Diharapkan dengan dibukanya satu sentra ini akan merambat ke seluruh kecamatan di kota Depok. Selain itu, diharapkan Depok bisa meningkatkan daya saing dari pada industri kreatif yang pada akhirnya meningkatkan ekonomi masyarakat.
Nur Mahmudi menegaskan kembali, potensi ekonomi kreatif perlu dikembangkan sebagai upaya pemerintah dalam menarik pariwisata di kota Depok agar hidup dan berkembang. “Saya berharap kepada pengelola untuk dapat memasang baliho oleh-oleh khas Depok yang besar, agar terekam dalam memori pengguna jalan'' pungkasnya yang acara ditutup dengan pemotongan tumpeng paganan One Day No Rice (ODNR).