Selasa 29 Apr 2014 12:37 WIB

Ssttt, KPAI Akui Diminta Kurangi Ungkap Keburukan JIS, Kok Bisa?

Jakarta International School (JIS).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Jakarta International School (JIS).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Sekretaris Jenderal Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Erlinda mengaku diminta oleh sekitar 50-an orang tua murid Jakarta International School agar tidak banyak berbicara, terutama komentar negatif terkait JIS kepada media.

"Mereka meminta KPAI termasuk saya agar tidak mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang menyinggung orang tua murid di JIS," kata Erlinda seusai menerima kunjungan 50-an orang tua murid JIS di kantornya, Menteng, Jakarta, Senin.

Dia juga mengatakan pihaknya diminta untuk netral. "Mereka (orang tua murid JIS) menegaskan kepada saya bahwa sekolah itu kini aman," katanya.

Meski begitu, Erlinda mengatakan tidak akan serta merta memenuhi permintaan mereka karena materi yang disuarakan KPAI erat kaitannya dengan proses perlindungan anak-anak. Termasuk upaya untuk memaksa pihak JIS lebih terbuka dan bekerja sama demi pengusutan tuntas kasus pelecehan seksual murid sekolah internasional tersebut.

"Saya katakan kedatangan mereka ke KPAI tidak memberi kontribusi positif terkait informasi agar kasus ini terungkap segera dan tuntas. Mereka ke sini justru tutup mulut dan kami dituduh tidak respektif terhadap anak karena pernyataan di media."

"Para orang tua itu bilang anak-anak mereka yang sekolah di JIS merasa depresi dan ketakutan karena efek pemberitaan di media termasuk pernyataan dari KPAI."

"Orang tua murid JIS yang datang ke sini pada hari ini, mereka rata-rata anaknya sekolah di jenjang SD, SMP dan SMA JIS, meski sedikit yang ada di TK. Mereka bilang anak-anak mereka aman. Semua yang ada di situ (JIS) aman sesuai standar internasional," katanya.

Menurutnya, tidak ada yang salah dari kunjungan mereka ke KPAI termasuk pendapat dari orang tua murid JIS terkait kondusifnya keamanan sekolah tersebut. "Namun saya katakan, kami sempat konfrontir bahwa pelecehan seksual ada lebih dari lima dan korbannya lebih dari dua. Mendengar hal tersebut mereka tidak bisa jawab apapun," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement