REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Kasus pelecehan seksual di Jakarta International School membuat enam orang petugas kebersihan sekolah menjadi tersangka. Satu orang meninggal diduga karena tidak kuat menanggung rasa malu.
Ibu korban AK, Th sebenarnya sudah mengetahui lebih dahulu korban lebih dari dua orang. Memang dua orang ditangkap terlebih dahulu yaitu Awan dan Agun, barulah empat tersangka menyusul diringkus. ''Saya sudah tahu tersangkanya lebih dari dua, karena anak saya cerita. Saya sudah tahu ada perempuan ada laki, saya enggak bilang ke media karena takut tersangkanya pergi,'' kata dia, Senin (28/4).
Dari kesaksian anaknya tersebut, Th menganggap tersangka lebih dari dua orang. ''Anak saya bilang: mommy, too many,'' ujar dia.
Ia berterima kasih karena polisi sudah menangkap para tersangka dan mereka kini bisa diadili. Mengenai tersangka selanjutnya, Th mengatakan, siapapun bisa menjadi tersangka dalam kasus ini. ''Siapapun bisa jadi tersangka, Bapak Rikwanto sudah bilang korban tidak satu. Beliau lebih tahu apa yg terjadi,'' kata dia.
Th berharap para pelaku dihukum seberat-beratnya untuk memberi pelajaran bagi pelaku yang sudah tertangkap atau masih berkeliaran di luar. Kasus pelecehan seksual di JIS mencuat ketika Ibu korban, Th, melaporkan dugaan kekerasan seksual terhadap anaknya ke Polda Metro Jaya berdasarkan Laporan Polisi Nomor : TBL/1044/III/2014/PMJ/Ditreskrimum tertanggal 24 Maret 2014 terkait dugaan pelanggaran Pasal 82 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak.
Th melaporkan anaknya berinisial AK (6 tahun) menjadi korban pelecehan seksual di toilet sekolah. Ibu korban, menduga pelaku merupakan petugas kebersihan di sekolah tersebut dan lebih dari dua orang.