REPUBLIKA.CO.ID, M (5 tahun), siswa Taman Kanak-Kanak Jakarta International School (JIS), masih trauma dengan kekerasan seksual yang menimpanya beberapa waktu lalu. Tak hanya dari segi mental, M pun harus terkena penyakit serius akibat kejadian yang menimpanya.
Ia positif terkena penyakit kelamin Herpes type 2 (HSV2). Pada anusnya terdapat 2 bakteri dan terdapat luka lecet, bengkak dan bernanah. Penyakit ini ditulari oleh 2 cleaning service atau petugas kebersihan yang telah menggagahinya.
Kejadian itu membuat ia selalu ditemani suster selama 24 jam dirumahnya. Keluarganya pun sering mengajak anak itu bermain untuk mengikis trauma atas kejadian itu. Ia merasa senang saat bermain dengan adiknya termasuk saat berenang.
Suasana yang dibangun sengaja diciptakan agar perlahan anak itu tidak mengingat lagi kejadian keji yang menimpanya dulu. Semua keluarga datang kepadanya. Memberikan semangat dengan selalu berada disampingnya. Termasuk, neneknya yang di Belanda, sengaja datang untuk menengoknya di Jakarta.
Berdasarkan urutan kronologis kejadian versi ibunya. M (5) mengaku mengalami tindakan pelecehan seksual di sekolahnya. Tindakan pelecehan terhadap M, dilakukan oleh dua orang petugas kebersihan sekolah yang kini telah ditetapkan menjadi tersangka, Agun dan Awan.
Kepada ibunya, M mengaku sudah disodomi dengan paksa oleh kedua pelaku. Akibat kejadian itu, berdasarkan hasil test darah dan anus kepada M yang dilakukan SOS pada 22 Maret. M positif terkena penyakit kelamin Herpes Type 2 (HSV2). Pada anusnya, terdapat 2 macam bakteri dan luka lecet serta bengkak dan bernanah.
Sebelum M menceritakan kejadian itu, ibu korban sudah merasa janggal dengan perubahan sikap M yang kerap marah-marah. M juga kerap bilang akan bermeditasi menahan kencing. Serta tidak ingin tidur sendiri.
"Anak itu (sekarang) berada di rumah berusaha (agar kejadian itu) tidak terbawa ke pikirannya," ujar OC. Kaligis yang didampingi Nadya Helida, selaku kuasa hukum korban pelecehan seksual, M saat ditemui ROL di kantornya, di Jakarta Pusat, Kamis (24/4).
OC Kaligis menuturkan anak itu selalu ketakutan saat melihat pisau. Padahal sebelum kejadian itu, melihat pisau, ia merasa biasa saja. Saat tidur pun, Ibu atau ayahnya harus menemaninya. Padahal dulu, anak itu sering tidur sendiri. "Kejiwaannya mengalami trauma," tegasnya.