REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Sejumlah petambak garam di Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Indramayu memprotes adanya rilis data stok garam yang dikeluarkan pemerintah. Mereka menilai, data yang ada dalam rilis tersebut berbeda dengan kondisi di lapangan.
''Ini merugikan kami karena berpengaruh terhadap penyerapan garam,'' ujar Ketua Asosiasi Petambak Garam Seluruh Indonesia (Apgasi) Jawa Barat M. Taufik
Taufik menjelaskan, pemerintah melalui Kementerian Perikanan dan Kelautan mengeluarkan rilis tentang data stok garam nasional yang saat ini mencapai 1,5 juta ton. Padahal, pihaknya menilai stok garam nasional hanya sekitar 500 ribu ton.
''Kalau benar stok garam 1,5 juta ton, perlihatkan dimana?,'' tutur Taufik.
Taufik menyatakan, akibat rilis data itu, para pengepul garam akhirnya menahan diri untuk membeli garam petambak. Pasalnya, mereka menilai stok garam masih banyak.
Taufik pun berharap, dilakukan monitoring ulang dari tim independen untuk menghitung stok garam nasional. Dengan demikian, tidak merugikan petambak.