Sabtu 19 Apr 2014 09:12 WIB

Indonesia Dorong Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak

Staf khusus presiden untuk MDGs, Nila Moeloek
Foto: antara
Staf khusus presiden untuk MDGs, Nila Moeloek

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Indonesia, yang diwakili oleh Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia untuk MDGs Nila Moeloek telah memaparkan pandangan tentang pentingnya kesehatan Ibu dan anak sebagai esensi bagi pembangunan yang berkelanjutan, di forum “The Partnership for Maternal, Newborn and Child Health (PMNCH) Roundtable : Women and Children at the Centre of the Post-2015 Development Agenda”.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh World Health Organization dan merupakan bagian dari agenda besar pertemuan dua tahunan Global Donors Forum, yaitu: Celebrating Philanthropy in Emerging Countries. Pertemuan yang diadakan dua tahun sekali ini, mengundang partisipasi dari para filantropis yang berasal dari negara-negara berpenduduk muslim.

“Pembangunan Millennium pada dasarnya berpusat pada pembangunan manusia, dimana kesehatan menjadi intinya. Lebih jauh, kesehatan Ibu dan anak menjadi daya ungkit dasar yang akan menentukan keberhasilan pencapaian target MDGs lainnya. Negara yang berhasil meningkatkan kualitas kesehatan Ibu dan anak terbukti berhasil pula meningkatkan pencapaian di butir-butir MDGs lainnya,” kata Nila dalam siaran pers yang diterima Republika Online (ROL)

Dinamika Health and Population Dynamics ditekankan Nila sebagai salah satu faktor kunci penentu keberhasilan pembangunan. Bila jumlah populasi terus bertambah tanpa perencanaan, maka dampaknya akan tampak langsung pada menurunnya kualitas kesehatan penduduk.

Kondisi kesehatan populasi yang buruk tentu akan mempengaruhi tingkat keunggulannya (Human Development Index). Oleh sebab itu berinvestasi pada kesehatan Ibu dan anak akan menghasilkan manfaat yang luar biasa signifikan di bidang ekonomi dan sosial bangsa.

Dalam forum ini, Indonesia juga mengemukakan narasi bahwa pengendalian laju populasi dan kepastian perlindungan kesehatan, nutrisi, pendidikan dan hak Ibu dan anak sebagai kelompok yang paling rawan, hanya dapat dilakukan melalui kerjasama lintas sektoral antara Pemerintah, masyarakat dan dunia usaha baik secara top-down maupun bottom-up.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement