REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan operasi penanggulangan bencana asap akibat kebakaran lahan dan hutan di Provinsi Riau menghabiskan dana Rp 267 miliar. Dana tersebut digunakan selama tanggap darurat dalam dua tahun terakhir.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo P Nugroho, di Posko Satgas Darurat Asap Riau, Pekanbaru, Jumat (4/4) mengatakan operasi penanggulangan bencana asap Riau tahun ini menghabiskan dana sekitar Rp 164 miliar. Sementara operasi penanggulangan yang dilakukan pada pertengahan tahun 2013 menghabiskan dana sekitar Rp 103 miliar.
"Total dana yang digunakan masih akan bertambah karena penggunaan masih beberapa bulan ke depan, seperti untuk helikopter Sikorsky dan pesawat untuk teknologi modifikasi cuaca," katanya.
Dana yang digunakan pada tahun ini lebih besar daripada operasi 2013, bahkan mencapai setengah dari anggaran antisipasi kebakaran BNPB tahun ini yang mencapai sekitar Rp 300 miliar. Ia mengatakan BNPB sudah mengucurkan dana sejak Gubernur Riau menyatakan Status Darurat Asap pada 26 Februari. Penggunaan dana terus bertambah karena Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengambilalih komando dengan membentuk Satgas Operasi Terpadu sejak 14 Maret yang berakhir pada 4 April.
Sedangkan, operasi pemadaman pada tahun 2013 lebih pendek karena hanya dilakukan pada bulan Mei-Juni.
Sutopo membantah tudingan sejumlah pihak yang menyebut operasi pemadaman hanya menjadi proyek tahunan yang menghabiskan uang rakyat dan tidak jelas penggunaannya. Ia mengatakan, dalam setiap penggunaan anggaran BNPB selalu didampingi oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
"Nanti pun akan diaudit oleh BPK (Badan Pemeriksa Keuangan)," katanya.
Menurut dia, penggunaan dana paling besar berasal dari pengoperasian pesawat dan helikopter. Dalam operasi tanggap darurat di Riau, ada sembilan pesawat dan helikopter yang digunakan oleh BNPB untuk menjatuhkan bom air dan teknologi modifikasi cuaca.
"Bahan bakar pesawat mahal untuk Hercules dan helikopter Sikorsky dan Camov yang harus sewa dari luar negeri," katanya.
Selain itu, ia mengatakan pengeluaran besar lainnya berasal dari logistik dan perlengkapan operasi pasukan gabungan yang jumlahnya lebih dari 2.800 orang.
"Kalau dibilang ini proyek, kita juga tidak mau seperti ini. Tapi ada nasib rakyat Riau yang jumlahnya sampai 6 juta orang terkena dampak asap, dan asap juga sampai ke Sumatera Utara dan Sumatera Barat," katanya.
Berdasarkan data Satgas, luas kebakaran hutan dan lahan sejak Januari hingga berakhirnya masa kerja Satgas Operasi Terpadu mencapai lebih dari 21.900 hektare.