Jumat 28 Mar 2014 22:10 WIB

KPAID Sumut Tetap Pantau Perkembangan Siti Aisyah

Siti Aisyah Pulungan (8) mencium ayahnya Muhammad Nawawi Pulungan (54) yang dirawat di RS Pirngadi pada hari pertama ia kembali bersekolah di Medan, Sumut, Jumat (21/3). Sejak setahun terakhir Aisyah tidak ke sekolah karena merawat ayahnya yang sakit di at
Foto: ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi
Siti Aisyah Pulungan (8) mencium ayahnya Muhammad Nawawi Pulungan (54) yang dirawat di RS Pirngadi pada hari pertama ia kembali bersekolah di Medan, Sumut, Jumat (21/3). Sejak setahun terakhir Aisyah tidak ke sekolah karena merawat ayahnya yang sakit di at

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah Sumatera Utara tetap memantau perkembangan wanita cilik Siti Aisyah Boru Pulungan (8) yang berada di Rumah Sakit Umum Daerah dr Pirngadi Medan.

"Segala kegiatan sekolah Siti Aisyah di SD Negeri Nomor 060786, Jalan Purwo Medan dan mendampingi Ayahnya Muhammad Nawawi Pulungan (54) yang sakit harus diketahui," kata Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Sumatera Utara, M Zahrin Piliang di Medan, Jumat.

Hal ini dilakukan KPAID, menurut dia, untuk menjaga keadaan Siti Aisyah dan orang tuanya Nawawi Pulungan yang mengalami penyakit paru," ucap Zahrin.

Dia mengatakan, KPAID Sumut harus mengawasi keadaan Siti Aisyah, dan hal ini dilakukan adalah untuk kepentingan wanita cilik tersebut.

Bahkan, jelasnya, Siti Aisyah mengalami putus sekolah, karena merawat ayahnya selama beberapa tahun, dan tinggal juga sebatang kara dan tidur juga diatas becak dayung yang dikayuh wanita kecil tersebut.

"Kita sangat prihatin sekali dengan nasib Aisyah yang terus dengan tabah merawat ayahnya terbaring lemas di atas becak dayung," kata Zahrin.

Sebelumnya, Siti Aisyah boru Pulungan (8) sempat duduk di kelas satu SD di Jalan Halat Medan.

Pelaksana Tugas Wali Kota Medan Dzulmi Eldin sangat terenyuh melihat pengorbanan wanita kecil itu bersama ayah yang sehari-hari tinggal di atas becak barang lantaran tidak mampu membayar sewa rumah kontrakan.

Bahkan, jelasnya, untuk memenuhi kebutuhan biaya hidup sehari-hari, mereka hanya bisa mengharapkan belas kasihan orang lain.

"Perjuangan Aisyah merawat ayahnya yang sakit, benar-benar luar biasa dan jarang ada anak yang seperti ini. Kami tidak mau masa depan bocah tersebut hilang karena harus menjaga ayahnya yang sakit, dan Aisyah harus sekolah" kata Eldin ketika membesuk Nawawi di RSUD dr Pirngadi, Medan, Kamis.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement