REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU-- Perguruan tinggi negeri Riau bersama pakar internasional dari Kyoto University melakukan pemetaan masalah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang dampaknya sangat merugikan masyarakat di bidang pendidikan, ekonomi dan kesehatan.
"Secara ekonomi dampak Karhutla, Riau mengalami kerugian belasan triliun lebih sedangkan pada masalah kesehatan penduduk provinsi ini pada jangka panjang akan mengalami gangguan paru-paru," kata Pembantu Rektor IV Universitas Riau (UNRI), Dr Adhi Prayitno di sela seminar internasional solusi tuntas bencana asap, dengan tema "aksi nyata dan prioritas penelitian pengendalian kebakaran di gambut, di Pekanbaru, Jumat.
Dalam kerjasama tersebut, menurut Adhi, pakar gambut dari Kyoto University yakni Prof Dr K Mizuno justru telah melakukan penelitian di daerah Tanjung Uban tentang rawa gambut gersang. Dia mengatakan, dalam penelitian tersebut K Mizuno memberikan saran antara lain rawa gambut gersang yang sangat rawan terbakar maka perlu diberikan penyiraman dengan teknologi sederhana.
"Hasil penelitian pakar internasional ini, ke depan akan memberikan solusi konkrit tuntaskan bencana asap di Riau, katanya dan menambahkan, Karhutla Riau yang telah terjadi sejak 1997 diharapkan pada tahun mendatang tidak akan terulang lagi.
Ia memandang bahwa untuk menghentikan kasus Karhutla ini diperlukan penegakkan hukum dengan menekan semua perusahaan besar dan kecil di Riau harus mematuhi aturan agar tidak membakar lahan.
Di samping itu, sosialisasi juga perlu digencarkan ke masyarakat agar meningkatkan kepedulian dalam menjaga kelestarian hutan.
UNRI, katanya lagi selain bekerjasama dengan pakar internasional juga menghimpun masukan dari pemateri dari UGM yakni Prof Dr Azwar Maas dan Ir Darmanto, diplHE, M.Sc serta Dr Oka Karyanto. Dari UNRI Rektor UR, Prof Dr Ashlaluddin Jalil dan Dr Haris Gunawan. Pemateri lain juga Kepala BKSDA Riau Kemal Amas, Kepala BPBD Provinsi Riau, Said Saqlul Amri.