Selasa 18 Mar 2014 21:41 WIB

Ribuan Balita Kota Malang Kekurangan Gizi

Balita belajar membaca/ilustrasi
Foto: babble.com
Balita belajar membaca/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sebanyak 2.357 balita di Kota Malang, Jawa Timur, tercatat kekurangan gizi akibat kondisi kesehatan ibu yang kekurangan darah pada masa kehamilannya.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang Dr Asih Tri Rachmi Nuswantari, Selasa, mengakui sepanjang tahun 2013 tercatat ada 2.357 balita kekurangan gizi dari jumlah balita secara kesuluruhan sebanyak 67.524 balita.

"Selain masih banyak balita yang kekurangan gizi, ada 230 balita yang mengalami gizi buruk dan sekitar 550 balita terancam gizi buruk," katanya.

Menurut dia, banyak ibu yang tidak memperhatikan asupan nutrisi dan gizinya pada saat hamil. Akibatnya, sel darah merahnya rendah, padahal kondisi itu berpengaruh terhadap gizi sang bayi.

Jumlah ibu hamil di Kota Malang selama tahun 2013 sebanyak 15.194 orang. Dari jumlah tersebut, ibu hamil yang kekurangan hemoglobin juga cukup tinggi, yakni mencapai 5.604 orang, sedangkan data tahun 2014 masih belum direkap.

Saat ini, kata Asih, Dinkes menggalakkan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) untuk menekan angka Balita kekurangan gizi di daerah itu, sebab keberadaan Posyandu penting untuk memonitor perkembangan kesehatan Balita setiap bulan.

Dengan adanya Posyandu tersebut, lanjutnya, jika ada indikasi Balita yang mengalami gizi buruk, Dinkes bisa mendeteksinya lebih awal. Oleh karena itu, masyarakat harus rutin mengikutsertakan balita ke Posyandu di masing-masing RW.

Saat ini Dinkes juga sedang gencar melakukan sosialisasi akan pentingnya mengkonsumsi daun kelor untuk ibu hamil dan menyusui karena daun kelor merupakan sayur yang memiliki kandungan zat besi sangat tinggi atau 25 kali lebih tinggi dari daun bayam.

Langkah tersebut, katanya, bisa menjadi upaya pencegahan kasus gizi buruk."Jika ibu hamil mengkonsumsi daun kelor, akan terhindar dari anemia dan kesehatan balita pun juga akan terjaga serta tidak sampai terancam gizi buruk," kata Asih.

Untuk mengentaskan Kota Malang dari balita gizi buruk, pemkot setempat melakukan intervensi makanan tambahan, vitamin, mineral serta rehabilitasi medik.

Intervensi makanan tambahan biasanya diberikan selama 90 hari kepada penderita gizi buruk. Selama rehabilitasi, balita mendapat perhatian dan pegawasan khusus sampai berat badan kembali ke kondisi ideal (normal).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement