REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Berubahnya tanda tangan Ketum PDIP, Megawati Soekarno Putri tidak menjadi masalah. Perubahan itu seperti menyikapi dinamika politik yang terjadi.
Awalnya tandatangan Megawati adalah tulisan namanya sendiri. Kemudian, pada perjanjian batu tulis yang menyepakati Mega sebagai Capres dan Prabowo sebagai cawapres, tanda tangan Mega berubah menjadi Mtaufik. "Ini tidak masalah," jelas Pakar Sejarah, Anhar Gonggong, saat dihubungi, Selasa (18/3).
Persoalannya, menurut Anhar bukan pada perubahan tanda tangan. Ada penyikapan yang lebih realistis dibalik tandatangan itu. Mega pada saat itu menandatangani untuk meningkatkan elektabilitasnya pada pilpres 2009. Kini persoalan itu sudah selesai. Yang terpenting menurutnya bukan tanda tangan, tapi peristiwa dan substansi didalamnya.