REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Berdasarkan hasil survei Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta, ibu menyusui yang memberikan air susu ibu (ASI) secara ekslusif kepada anaknya pada akhir 2013 lalu hanya tercatat 51,65 persen.
Padahal, jumlah ibu menyusui pada tahun tersebut mencapai 4.800 ibu. Jumlah ini cukup kecil bagi sebuah kota yang sudah dinyatakan sebagai Kota Layak Anak (KLA) pada 2012 lalu.
Kepala Dinkes Kota Yogyakarta, Fita Yulia Kisworini, mengatakan sedikitnya ibu menyusui yang memberikan ASI ekslusif tersebut karena banyak faktor.
Salah satunya adalah karena si ibu tersebut bekerja, pengaruh keluarga dan kurangnya gizi pada ibu sendiri sehingga produksi ASI berkurang.
"Banyak faktor kenapa ibu tidak memberikan ASI selama enam bulan pertama kelahiran putranya tanpa disertai makanan pendamping," katanya, Selasa (11/3).
Padahal, kata dia, ASI eksklusif tersebut sangat bermanfaat bagi kebutuhan tumbuh kembang anak di masa mendatang.