Rabu 26 Feb 2014 11:33 WIB

Surabaya Jadi Contoh Mengolah Sampah Melalui 3 R

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Damanhuri Zuhri
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Indonesia menilai Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim) menjadi salah satu kota di Indonesia yang masyarakatnya berhasil mengelola sampah melalui program 3 R (reduce, reuse, reycle) dengan baik.

Tidak hanya itu, Pemerintah Kota Surabaya juga dinilai mampu menggerakkan warganya untuk mengolah sampah menjadi bernilai investasi.

Menurut Menteri Lingkungan Hidup Indonesia Balthasar Kambuaya, daerah-daerah lain perlu belajar kepada Surabaya terkait bagaimana menjadikan pengelolaan sampah bernilai uang.  Dia lantas mencontohkan keberadaan bank sampah yang ada di Surabaya.

''Surabaya punya pengalaman dalam investasi sampah. Termasuk melakukan kerja sama dengan Jepang,'' kata Kambuaya saat pembukaan forum 3 R Regional Asia-Pacifiv kelima di surabaya Selasa (25/2).

Dirjen Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum, Imam Santoso Ernawi mengatakan, pihaknya akan melakukan pembelajaran komunitas 3 R, terutama untuk kategori reduce atau pengurangan sampah.

''Ini karena reduce menjadi titik kritis. Kalau kita bisa mengurangi sampah dari sumbernya sebanyak-banyaknya, beban pengelolaan publik juga akan berkurang,'' ujarnya.

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengamini pernyataan Imam Santoso. Dia menjelaskan, merujuk pada pengelolaan sampah, yang paling banyak menyedot anggaran adalah biaya angkut sebesar 50 persen. ''Konsep kita, kalau kita bisa menyelesaikan di sumbernya, biaya angkut akan bisa dipotong,'' ujarnya.

Ditanya perihal kunci sukses keberhasilan Surabaya dalam hal pengelolaan sampah, salah satu walikota terbaik di dunia ini menyebut itu tidak lepas dari pendekatan yang dilakukan kepada masyarakat maupun sekolah.

Walikota mencontohkan, di Surabaya, kawasan perumahan merupakan kawasan yang paling banyak mengelola sampah dengan 3 R.

Juga banyak sekolah di Surabaya yang mengikuti program eco school, kini lingkungan sekolahnya bebas dari sampah tas plastic bekas makanan atau minuman, karena siswa-siswinya membawa kotak makan dari rumah.

''Kita harus ikut turun langsung. Saya setiap Jumat ikut kerja bakti dengan warga, dengan begitu, warga juga semangat untuk membersihkan lingkungannya,'' ujarnya.

Risma menambahkan, sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kini mulai menggalakkan kampanye penggunaan tas plastik daur ulang.

Ini karena sampah plastik menjadi sampah yang sulit diurai meski selama bertahun-tahun. ''Kita kampanye untuk tidak memakai tas plastik. Kalau belanja, pakai tas plastik daur ulang,'' ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement