REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menegaskan tidak akan melanjutkan status siaga darurat banjir Jakarta. Meskipun beberapa wilayah Ibu Kota sempat terendam banjir akibat curah hujan tinggi pada Ahad (23/2).
"Tidak dilanjutkan status siaga darurat banjir, tidak ada intensitas hujan tinggi," kata gubernur yang akrab disapa Jokowi ini di Balai Kota, Jakarta, Senin (24/2).
Menurut dia, meskipun Badan Meteorologi Klimatololgi dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan akan mengguyur Jakarta hingga Maret, pihaknya merasa tidak perlu melanjutkan status siaga darurat banjir Jakarta.
"Ya tidak papa, asal hujannya tidak deras banget dan tidak menyebabkan banjir besar saya kira tidak perlu," ujar Jokowi.
Mantan walikota Solo ini mengatakan pihaknya terus berusaha untuk menyelesaikan akar masalah banjir ibu kota dan itu masih dalam proses seperti rencana pembangunan waduk Ciawi maupun Sukamahi.
"Yang terpenting bagaimana menyelesaikan akar masalahnya, itu yang bener," kata Jokowi.
Pada Ahad (23/2) banjir kembali menerjang sebagian besar kawasan di Jakarta akibat hujan lebat yang mengguyur kawasan Jabodetabek.
Berdasarkan akun Twitter TMC Polda Metro Jaya Jalan Jatinegara Barat, Jakarta Timur air setinggi 30-60 centimeter. Bagi kendaraan sejenis sedan agar tidak melintas, Jalan KH. Abdullah Syafei, Tebet, di depan Gudang Peluru banjir setinggi 50-60 centimeter. Kendaraan tidak bisa lewat.
Jalan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, genangan air setinggi 40 centimeter. Kendaraan jenis sedan tidak bisa lewat. Jalan Raya Cilincing Jakarta Utara, tepatnya di daerah Kebon Baru. Banjir setinggi 20-30 centimeter sepanjang 100 meter. Jalan Tendean, Jakarta Selatan, banjir setinggi 25-30 centimeter di depan sekolah Tarakanita.
Kemudia, Banjir di Jalan Satria Grogol masih bisa dilintasi kendaraan bermotor. Banjir sekitar 30cm di depan Kemchik Kemang. Banjir di Perumahan Ciledug Indah 2 sekitar 40-50 cm.