REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sedikitnya 300 orang warga Desa Pandansari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, terjebak dan terisolasi akibat jembatan desa yang terputus diterjang lahar dingin Gunung Kelud, Rabu (19/2).
Menurut Kepala Bagian Tanggap Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Bagyo Setyono, ada sekitar 300 warga di Dusun Selangon, Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, yang sampai sekarang masih terjebak banjir.
"Sebenarnya, kondisi mereka berada di titik aman dari erupsi Gunung Kelud. Namun, terjangan banjir lahar dingin membuat warga tidak bisa keluar dari dusun itu. Kami dan anggota TNI dan relawan mencari jalur alternatif untuk memasok logistik ke dusun itu," katanya.
Jalur menuju Dusun Selangon, Desa Pandansari, tersebut kembali diguyur hujan lebat yang disertai angin kencang, bahkan sebagian wilayah Kecamatan Kasembon dan Pujon pun juga diguyur hujan sehingga cuaca sangat dingin.
Guyuran hujan lebat dan angin kencang tersebut telah memutus jembatan hingga akses ke Dusun Selangon terputus.
Sementara itu pasukan Divisi Kostrad di Singosari juga dikerahkan untuk menyelamatkan warga Pandansari tersebut. "Kami sudah mengerahkan satu truk pasukan Kostrad ke lokasi," kata Pangdiv Kostrad Mayjend Agus Kriswanto.
Satuan tugas Marinir TNI AL juga mengerahkan satu peleton pasukan untuk mengevakuasi warga Desa Pandansari yang masih terjebak banjir dan lahar dingin.
Komandan Peleton Marinir Letda Mar Soleh langsung memerintahkan anak buahnya untuk menyisir perkampungan warga dan memeriksa satu per satu rumah penduduk. Warga yang masih berada di rumah diminta segera kembali ke tempat pengungsian.
Pasukan Marinir mengevakuasi warga yang tidak mau meninggalkan rumahnya. Tidak berselang lama setelah tim evakuasi Marinir meninggalkan kampung tersebut, hujan turun sangat deras.
Sedangkan para relawan dan petugas yang memantau lokasi bencana di Kali Cono dan Kali Sambong langsung menyelamatkan diri ke loaksi yang lebih aman.