REPUBLIKA.CO.ID,KEDIRI--Status tanggap bencana di Kota Surakarta (Solo), Jateng, akibat erupsi Gunung Kelud, Jatim, telah dicabut sejak Selasa (18/2), kata Wali Kota Surakarta FX Hadi Ruyatmo.
"Status tanggap bencana di sini dimulai sehari setelah Gunung Kelut meletus yaitu Jumat (14/2) dalam situasi itu dilakukan pembersihan di Kota Solo dan berakhir Selasa (17/2)," katanya pada wartawan di Solo, Rabu.
Ia mengatakan, status tanggap bencana sudah selesai, tetapi untuk mengatasi dampaknya masih jalan terus dan berakhir Jumat (21/2). "Kita harapkan minimal debu-debu yang beterbangan sudah tidak ada," katanya.
Dikatakan, selama masa pembersihan, Pemkot Surakarta mengerahkan semua instansi ditambah unsur TNI/Polri dan masyarakat umum. Pembersihan menyasar pada semua fasilitas umum, lokasi-lokasi strategis, dan lingkungan masyarakat.
"Termasuk pembersihan drainase karena kalau tidak segera dibersihkan bisa terancam genangan air," kata Wali Kota Surakarta yang akrab di Panggil Rudy.
Ia menambahkan, upaya pembersihan belum bisa dilakukan secara maksimal dengan durasi waktu lima hari yang dinilai cukup pendek. Selepas masa itu, upaya pembersihan lingkungan diserahkan pada masyarakat secara swadaya.
"Kerja bakti bersifat pemulihan. Sudah tidak ada lagi tindakan-tindakan yang mengarah pada tanggap bencana," kata Sekretaris Daerah (Sekda) kota Surakarta, Budhi Suharto.
Sekda menyadari, selama ini volume material vulkanik yang dibersihkan baru sekitar 20 persen dari seluruhnya. Sebagian besar materi vulkanik masih mengendap di kawasan-kawasan pemukiman warga.
"Perintah Wali Kota sampai Jumat besok, selebihnya dilanjutkan oleh masyarakat sampai selesai," kata Budhi sambil menambahkan, alokasi dana tak terduga APBD 2014 sebesar Rp 2 miliar yang disiagakan untuk penanggulangan bencana belum digunakan.