Selasa 18 Feb 2014 18:00 WIB

Proyek Monorel Terancam Mangkrak

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Karta Raharja Ucu
  Prototipe monorel buatan PT Melu Bangun Wiweka di Tambun, Bekasi, Jawa Barat. Selasa (29/1).  (Republika/Adhi Wicaksono)
Prototipe monorel buatan PT Melu Bangun Wiweka di Tambun, Bekasi, Jawa Barat. Selasa (29/1). (Republika/Adhi Wicaksono)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembangunan proyek pengerjaan Monorel di ujung tanduk. Pasalnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengancam bakal mencabut perjanjian dengan PT Jakarta Monorel. Jika ancaman tersebut terealisasi, proyek transportasi massal berbasis rel tunggal itu dipastikan kembali mangkrak.

Namun, Wagub yang akrab disapa Ahok itu menapik jika ia akan membatalkan proyek pengerjaan monorel. "Bukan dibatalin, maksud saya, kalau PT Jak Monorel enggak sanggup ya akan kita cabut," kata Ahok di Balaikota, Jakarta, Senin (17/2).

Hingga kini, kelangsungan proyek monorel yang dikerjakan PT Jak Monorel sedang ditangani Badan Perencanaan Pengembangan Daerah (BAPPEDA) DKI Jakarta. Termasuk terkait perhitungan target pengerjaan proyek. "Sekarang masih diurus Bu Yani (BAPPEDA), katanya sekarang masih sanggup, masih mau katanya," kata Ahok.

Wagub 47 tahun itu menilai kendala PT Jak Monorel dalam membangun monorel adalah masalah keuangan. Namun, Pemprov DKI tak bisa menerima alasan tersebut. Jika masih terus terkendala, izin proyek akan dicabut untuk dialihkan kepada perusahaan lain.

"Kendalanya saya enggak tahu pasti, duit kali. Nanti kita sesuaikan saja, kalau swasta enggak bisa ya berarti enggak layak," kata Ahok.

Sejak 'groundbreaking' pembangunan proyek monorel pada 16 Oktober 2013, hingga kini belum ada perkembangan berarti terkait dengan pembangunan sistem transportasi massal ini.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di tempat terpisah menegaskan, pembangunan proyek monorel masih berlangsung. Namun, ia mengakui hingga kini belum ada perjanjian kerja sama antara Pemprov DKI dengan PT Jakarta Monorail.

"Sampai sekarang perjanjian kerjasama belum ditandatangani," kata mantan wali kota Solo tersebut, Senin (17/2).

Jokowi menjelaskan, alasan belum ditandatanganinya perjanjian kerja sama, lantaran PT Jakarta Monorail belum menyerahkan tiga persyaratan yang diminta Pemprov. Dua dari tiga persyaratan itu, kata Jokowi, yaitu pembayaran tiang pancang kepada PT Adhi Karya serta masalah kesiapan dana.

"Kalau syarat-syarat sudah diberikan ya saya tandatangani. Kalau belum ya belum," kata Jokowi yang tidak memberikan tenggat waktu pada PT Jakarta Monorail ini.

Meski perjanjian belum ditandatangani, alumnus UGM ini berkata, PT Jakarta Monorail terus melakukan persiapan pembangunan, seperti mencoba kondisi tanah dan menggambar desain stasiun.

Jokowi mengaku tetap optimistis pembangunan monorail bakal berjalan dan selesai tepat waktu. Syaratnya, seluruh proses, baik pelengkapan dokumen atau pengerjaannya dikerjakan dengan cepat. "Kita sudah berikan waktu hingga awal 2013 lalu untuk melengkapi dokumen-dokumen itu. Tapi, PT JM memastikan kalau proyek monorel tetap berjalan. Testing tanah dan desain stasiun juga dipersiapkan. Kita optimis saja lah," tutur Jokowi.

Pernyataan Jokowi diamini mantan kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sarwo Handayani. Sarwo yang kini menjabat Deputi Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup mengungkapkan ada perubahan dalam perjanjian kerja sama antara Pemprov DKI dengan PT Jakarta Monorail.

Ia berkata, perjanjian kerja sama anyar yang sedang disusun, Pemprov tidak lagi menjamin pembangunan Monorel. Semuanya diserahkan Pemprov kepada pihak swasta. "Pekan depan kita akan panggil PT Jakarta Monorail untuk bahas ini," kata dia menjelaskan.

Kerja sama Pemprov DKI dengan PT JM, kata dia, baru dapat dilakukan jika seluruh persyaratan tersebut dipenuhi. "Syarat-syarat yang harus dilengkapi itu termasuk mengenai desain penataan ruang, seperti stasiun-stasiun dan sebagainya. Kalau itu sudah ada, baru kita bisa bekerja sama," ungkap perempuan yang akrab disapa Yani itu.

Guna memastikan kelengkapan dokumen-dokumen tersebut, pihaknya akan segera melakukan pertemuan dengan PT Jakarta Monorail. "Dalam minggu ini, kita punya rencana untuk bertemu dengan mereka (PT JM). Kita akan bahas semua dokumen dan permasalahan, termasuk juga soal hutang tiang-tiang pancang," ucap Yani.

Transportasi berbasis rel itu kelak akan memiliki dua jalur, yakni Jalur Green Line (Semanggi-Casablanca-Kuningan-Sudirman-Karet-Semanggi) dan jalur Blue Line (Kampung Melayu-Casablanca-Karet-Tanah Abang-Roxy-Mall Taman Anggrek). Diharapkan, monorel sudah dapat beroperasi mulai 2016.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement