Ahad 29 Jun 2025 06:09 WIB

Trump Optimistis Gencatan Senjata di Gaza Tercapai Pekan Depan, Akankah Jadi Kenyataan?

Pada Maret, Israel melanggar gencatan senjata dan melancarkan serangan kepads Hamas.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Qommarria Rostanti
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Trump mengaku optimistis gencatan senjata di Jalur Gaza dapat tercapai pekan depan.
Foto: X01909
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Trump mengaku optimistis gencatan senjata di Jalur Gaza dapat tercapai pekan depan.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengaku optimistis gencatan senjata di Jalur Gaza dapat tercapai pekan depan. Hal itu disampaikan di tengah mencuatnya kritik tajam atas terbunuhnya penduduk Gaza di pusat distribusi bantuan makanan milik Gaza Humanitarian Foundation (GHF), organisasi yang didukung AS dan Israel.

"Kami pikir dalam pekan depan, kami akan mendapatkan gencatan senjata," kata Trump kepada awak media saat ditanya tentang kemajuan negosiasi antara Israel dan Hamas, Jumat (27/6/2025) waktu setempat, dikutip laman Al Arabiya.

Baca Juga

AS telah berperan sebagai perantara dalam upaya gencatan senjata di Jalur Gaza. Pada Maret lalu, Israel melanggar gencatan senjata dengan melancarkan serangan baru terhadap Hamas. Israel juga sempat menghentikan pasokan makanan dan bantuan ke Gaza selama lebih dari dua bulan, memicu peringatan kelaparan dari berbagai pihak.

Kini, pasokan makanan ke Gaza mulai mengalir dan disalurkan oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF). GHF didukung AS dan Israel serta melibatkan kontraktor keamanan AS bersama pasukan Israel.

Namun proses pendistribusian bantuan oleh GHF menuai kecaman keras. Pejabat PBB menuding GHF telah menyebabkan “pembunuhan massal” warga sipil yang mencari bantuan.

Komisaris Jenderal Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) Philippe Lazzarini menggambarkan situasi di pusat distribusi GHF sebagai “ladang pembantaian". Hal itu karena warga Gaza ditembaki saat mencoba mengakses makanan untuk keluarga mereka. “Kekejian ini harus diakhiri melalui kembalinya pengiriman bantuan kemanusiaan dari PBB termasuk UNRWA," kata Lazzarini lewat akun X resminya.

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan lebih dari 500 warga tewas di dekat pusat bantuan GHF sejak akhir Mei. Badan pertahanan sipil Gaza juga mencatat 80 kematian pada Jumat (27/6/2025) akibat serangan atau tembakan Israel. Para korban termasuk 10 orang yang sedang menunggu bantuan. Sebanyak enam di antaranya tewas di dekat lokasi distribusi GHF di Gaza selatan dan tiga lainnya di barat daya Kota Gaza.

Israel membantah menargetkan warga sipil dan menyebut GHF telah menyediakan 46 juta makanan di Gaza. Kementerian Luar Negeri Israel menuduh PBB “berpihak pada Hamas” dengan menentang operasi GHF.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga menyanggah laporan harian Haaretz yang menyebut adanya perintah militer untuk menembaki kerumunan di dekat pusat bantuan GHF. Netanyahu melabeli laporan Haaretz sebagai “fitnah darah yang hina". 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement