Selasa 18 Feb 2014 09:05 WIB

Kippas Gelar Pelatihan Penulisan Feature Pemilu

  Penyandang disabilitas memasukan surat suara ke kotak suara pada simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara di TPS, Jakarta, Jumat (14/2).     (Republika/Tahta Aidilla)
Penyandang disabilitas memasukan surat suara ke kotak suara pada simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara di TPS, Jakarta, Jumat (14/2). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Yayasan Kajian Informasi, Pendidikan dan Penerbitan Sumatera (KIPPAS) bekejasama dengan Agency for Technical Cooperation and Development (ACTED) menyelenggarakan pelatihan penulisan feature pemilu bagi jurnalis di Medan, Sumatera Utara, 17--21 Februari 2014.

"Program penguatan jurnalis dan masyarakat sipil untuk penegasan peran media massa dalam Pemilu 2014 ini, terselenggara atas dukungan dana dari Uni Eropa," kata Direktur Eksekutif KIPPAS, J Anto, di Medan, Selasa (18/2).

Pelatihan jurnalisme liputan pemilu tersebut, kata dia, diikuti 180 peserta dari berbagai media cetak, online, dan radio, serta dibagi dalam 12 angkatan dengan agenda tentang pemantauan dan peliputan advokasi untuk kelompok pemilih marginal.

Pelatihan ini untuk angkatan ke-4 yang diikuti 14 peserta dari berbagai media massa di sejumlah kabupaten di Sumut, bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan para wartawan mengenai proses, tahapan, potensi konflik dan sistem pemilu.

Advokasi kelompok pemilih marginal masih jarang dilakukan, mengingat isu yang banyak diberitakan media umumnya masih bersifat umum tentang pelaksanaan pemilu dan informasi tentang partai politik.

Padahal, menurut Anto lagi, peran media massa dan jurnalis diharapkan bisa menyokong kelompok pemilih marginal, seperti pemilih pemula, perempuan, kaum difabel, dan masyarakat marginal untuk mendapatkan haknya dalam proses menentukan pemimpin mereka.

Peran jurnalis, lanjutnya, sangat membutuhkan pemahaman yang baik agar tidak memberikan informasi yang dangkal kepada masyarakat, serta meminimalkan sikap apatis masyarakat terhadap pelaksanaan pemilu. Pendidikan politik perlu dilakukan sebagai penyedia informasi seputar pemilu, apalagi saat ini pemberitaan tentang pesta demokrasi itu di media massa terus meningkat menjelang Pemilu Legislatif 2014, katanya pula.

Anto menjelaskan, berbagai realita tentang kelompok pemilih marginal sangat menarik diberitakan dalam bentuk feature.

Jurnalis diharapkan dapat menangkap dan mendeskripsikan kondisi kaum marginal atau kegamangan para pemilih pemula.

Lewat feature, jurnalis bisa membangkitkan emosi publik dibandingkan hanya melalui penyajian berita yang lugas, ujarnya lagi.

Peserta akan berkompetisi serta membuat rencana liputan atau term of reference (TOR), dan liputan terbaik akan difasilitasi untuk melakukan kegiatan pendalaman reportase dengan dukungan dana yang disediakan panitia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement