REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pos Pemantauan Gunung Api Papandayan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan aktivitas kegempaan Gunung Papandayan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, sempat meningkat sehari setelah Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur, meletus, Kamis (13/2) malam.
"Peningkatan drastis Gunung Papandayan terjadi sehari setelahnya (Gunung Kelud meletus)," kata Petugas Pos Pemantauan Gunung Api Papandayan, Krisno di Cisurupan, Kabupaten Garut, Sabtu.
Ia menuturkan peningkatan aktivitas Gunung Papandayan tersebut tercatat, Jumat (14/2), lima kali gempa tektonik jauh, enam kali gempa vulkanik dalam, dan 60 kali gempa vulkanik dangkal.
Sebelumnya, Kamis (13/2), tidak menujukan peningkatan aktivitas. Tercatat empat kali gempa tektonik jauh, dua kali gempa tektonik lokal, dan 16 vulkanik dangkal.
"Sekarang (Sabtu) aktivitasnya kembali menurun jika dibandingkan hari sebelumnya," kata Krisno.
Ia menjelaskan, meskipun Gunung Papandayan sempat terjadi peningkatan aktivitas kegempaan, namun statusnya tidak naik, tetap berstatus Waspada.
Status tetap itu, lanjut dia, karena secara visual tidak ada perubahan, tidak terjadi longsor dan asap yang keluar dari kawah Gunung Papandayan menunjukan seperti biasa.
"Status Gunung Papandayan tetap Waspada karena secara visual tidak ada longsor, asap kawah tetap sama," kata Krisno.