Sabtu 15 Feb 2014 17:29 WIB

Selatan Gunung Kelud Hujan Diawali Tebaran Abu

 Warga menyeberangi jalan yang tertutup abu vulkanik di kawasan Kutoarjo, Purworejo, Jawa Tengah, Sabtu (15/2). (Republika/Adhi Wicaksono)
Warga menyeberangi jalan yang tertutup abu vulkanik di kawasan Kutoarjo, Purworejo, Jawa Tengah, Sabtu (15/2). (Republika/Adhi Wicaksono)

REPUBLIKA.CO.ID, BLITAR -- Daerah selatan Gunung Kelud (1731 mdpl) sejak batas wilayah berpenghuni dusun Kruwuk/Gadungan, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, pascaerupsi Kamis (13/2) malam, untuk pertamakalinya diguyur hujan diawali pergerakan awan gelap disertai tebaran abu, Sabtu.

Wartawan Antara yang memantau wilayah tersebut, melihat banyak warga keluar rumah dan mendongakkan kepalanya ke arah puncak Kelud. Hal itu dilakukan setelah warga merasakan adanya tebaran abu halus yang terjadi bersamaan dengan datangnya tiupan angin kencang.

Warga banyak yang keluar rumah guna melihat keadaan, mengingat kedatangan angin kencang itu disertai tebaran abu halus. Hal itu terjadi bersamaan dengan terjadinya pergerakan awan gelap di atas Gunung Kelud ke arah selatan.

"Kami khawatir kembali terjadi letusan besar. Karena kalau itu terjadi, maka warga harus segera kembali melakukan langkah mengikuti petunjuk ke arah lokasi evakuasi yang ada di pinggir-pinggir jalan," kata Teguh, warga setempat.

Menurut Ny Masringah, guru SDN Gadungan 2, daerah sekitar hingga Desa Ngaringan, Kecamatan Gandusari, yang berada dalam radius 10-15 kilometer dari Gunung Kelud, saat terjadi erupsi sempat terkena tebaran kerikil vulkanik yang masih dalam kondisi panas.

Namun, hingga sejauh ini tidak mendapatkan kiriman abu vulkanik dalam jumlah banyak. "Saat Gunung Kelud meletus tahun 1990, ketebalan tebaran abu vulkanik di daerah sekitar sini, terutama di jalan, sampai sekitar 40 centimeter," ujarnya.

Sementara letusan Gunung Kelud pada Kamis malam itu, nyaris tidak menimbulkan dampak apapun. Atap-atap rumah, halaman, jalan, hingga dedaunan dan aneka tanaman terlihat bersih. "Kondisinya hampir sama seperti sebelum terjadi letusan, tidak ada lapisan abunya," ucap Masringah.

Karena itu, begitu melihat cuaca gelap dan muncul angin kencang diwarnai tebaran abu halus, warga bergegas keluar rumah guna melihat keadaan, apakah berbahaya atau tidak.

Demikian pula warga yang berkendara dari Gadungan-Sukosewu menuju Sumberagung ke arah barat melintasi dam lahar Kali Putih atau melawan arah angin, banyak yang memilih kembali guna menghindari tebaran abu, selain khawatir terhadap kondisi cuaca yang agak gelap.

Warga maupun para pengendara sepeda pancal maupun kendaraan bermotor, terlihat sambil menutup hidung atau mengangkat kaosnya untuk menutup hidung agar tidak terkena tebaran abu halus dari sisa-sisa letusan Gunung Kelud.

Hujan yang terjadi selama sekitar satu jam siang itu, melanda wilayah sekitar Gadungan, Sumber Agung, Ngaringan, hingga daerah sekitar Talun, sehingga kondisi udara menjadi lebih bersih dan terasa segar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement