REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Universitas Negeri Semarang (Unnes) kembali menegaskan komitmennya sebagai kampus yang berwawasan konservasi melalui penyelenggaraan Festival Dolanan Anak yang merupakan kegiatan perdana.
Bertempat di Lapangan Laboratorium Prof. Soegijono Fakultas Ilmu Keolahragaan, Unnes, Selasa, Festival Dolanan Anak diikuti oleh para siswa-siswi dadi 10 sekolah dasar (SD) di sekitar kampus.
Adapun jenis perlombaan yang diselenggarakan dalam festival tersebut, mulai dari bakiak, egrang, lari balok, gobak sodor, hingga plinthengan.
Ketua Panitia Festival Dolanan Anak, sekaligus Kepala Subdirektorat Konservasi Unnes Prof. Dr. Nana Kariada Tri Martuti menyampaikan bahwa kegiatan itu merupakan bentuk dukungan nyata terhadap pilar nilai dan karakter konservasi yang menjadi identitas Unnes.
Menurut dia, kegiatan yang digelar oleh Subdirektorat Konservasi Unnes itu sebagai upaya menguatkan pilar nilai dan karakter konservasi, khususnya dalam pelestarian budaya dan pengembangan karakter anak.
Tidak hanya sekadar bermain, anak-anak juga diajak untuk mengenali nilai-nilai kearifan lokal, kerja sama, sportivitas, dan kebersamaan yang melekat dalam permainan tradisional.
"Festival Dolanan Anak ini bukan sekadar ajang bermain, tapi menjadi media pendidikan karakter. Anak-anak diajak kembali mengenal dolanan tradisional yang sarat nilai dan makna," katanya.
"Harapannya, mereka tidak hanya terpaku pada 'gadget', tapi juga bisa bersosialisasi dan belajar melalui permainan khas budaya Indonesia," kata Guru Besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unnes itu.
Selain permainan tradisional, Festival Dolanan Anak juga diramaikan dengan pameran karya mahasiswa Jurusan Bahasa Indonesia yang menampilkan produk-produk literasi bertema budaya dan anak.