Jumat 14 Feb 2014 16:08 WIB

Dampak Erupsi Kelud, KA Kebanjiran Penumpang

Rep: Yulianingsih / Red: Muhammad Hafil
Abu vulkanik membumbung tinggi keluar dari Gunung Kelud terlihat di Desa Bladak, Blitar, Jatim, Jumat (14/2). (Antara/M Risyal Hidayat)
Abu vulkanik membumbung tinggi keluar dari Gunung Kelud terlihat di Desa Bladak, Blitar, Jatim, Jumat (14/2). (Antara/M Risyal Hidayat)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Akibat penutupan bandara Adisutjipto karena lebatnya hujan abu vulkanik Gunung Kelud, Kereta Api (KA) di Yogyakarta diserbu penumpang. Tiket KA tujuan Jakarta dan Surabaya dari Yogyakarta habis terjual.

"Hari ini (Jumat) memang ada lonjakan penumpang akibat penutupan bandara. Apalagi bertepatan dengan akhir pekan," kata Manajer Humas PT KAI Daop VI Yogyakarta, Bambang Setyo Prayitno, Jumat (14/2).

Meski ada lonjakan penumpang, namun pihaknya tidak mengoperasikan KA ekstra. Pihaknya kata Bambang, hanya mengoptimalkan KA reguler yanh sudah ada. "Kalau pada weekend biasa okupansi KA hanya 80-90 persen. Sekarang karena penutupan bandara okupansinya mencapai 100 persen," ujarnya.

Diakuinya, meski ada penambahan penumpang namun KA reguler diprediksikan masih bisa menampung penumpang tujuan Jakarta dan Surabaya. "Kita tidak menggunakan aji mumpung. Karena penumpang banyak terus dioperasikan KA ekstra. Kita tetap mengacu standar keselamatan," katanya.

Menurutnya, akibat hujan abu vulkanik Gunung Kelud jadwal keberangkatan dan kedatangan KA di Daop VI Yogyakarta mengalami keterlambatan. Keterlambatan kedatangan mencapai 50 menit dari jadwal. Pasalnya jarak pandang masinis sangat terbatas. Jarak pandang kata dia, hanya 30 hingga 50 meter saja. Sementara jarak pandang ideal harusnya mencapai 200 meter.

"Selain itu ada intruksi dari pusat untuk mengurangi kecepatan laju KA," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement