Ahad 26 Jan 2014 12:18 WIB

PPI Dibentuk Bukan untuk Jebloskan Ibas ke Penjara

Rep: C57/ Red: Citra Listya Rini
Sekjen Partai Demokrat, Edhie baskoro Yudhoyono alias Ibas
Sekjen Partai Demokrat, Edhie baskoro Yudhoyono alias Ibas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mensinyalir adanya "Gerakan Jebloskan Ibas ke Penjara" oleh sejumlah pihak yang tidak puas dengn kebijakan politiknya selaku Presiden Republik Indonesia (RI) maupun Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat. 

Dalam buku terbaru karya SBY, "Selalu Ada Pilihan," halaman 254, SBY menulis: "Memang sudah lama saya mendengar dari pihak-pihak yang selama ini bisa dipercaya ucapannya bahwa ada gerakan untuk 'salah tidak salah' Ibas harus diperiksa KPK. Panggil dan periksa dulu, hasilnya urusan belakangan".

Tulisan SBY ini mendapat tanggapan dari Tri Dianto, salah satu loyalis Anas yang juga fungsionaris Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI). Ia menolak tegas jika ada pihak-pihak yang menganggap kalau PPI itu dibentuk untuk gerakan jebloskan Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas ke penjara.

"Saya kira tidak benar kalau PPI itu dibentuk untuk 'Gerakan Jebloskan Ibas ke Penjara'. PPI dibentuk untuk mewadahi teman-teman dan sahabat-sahabat serta loyalis-loyalis Anas," kata Tri Dianto saat dihubungi, Ahad (26/1). 

Menurut Tri Dianto, banyak loyalis-loyalis dan sahabat-sahabat Anas Urbaningrum yang terpecah pascamundurnya Anas sebagai Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat. Kalau ada kader PPI yang meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk memanggil Ibas, lanjutnya, itu adalah hal yang lumrah dan lazim. 

Pasalnya, dari saksi-saksi dan juga omongan saudara Nazarudin, Ibas pernah menerima aliran dana sebesar 200 ribu dolar AS. "Saya pribadi juga meminta KPK untuk memanggil Ibas sebagai Stering Committe (SC) kongres dan juga sebagai tim sukses Andi Mallarangeng," tegas Tri Dianto. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement