Sabtu 11 Jan 2014 16:33 WIB

Warga Medan Diminta Antisipasi Penyebaran Abu Vulkanik

Sejumlah siswa SD Negeri 040482 mengikuti upacara bendera pada hari pertama masuk sekolah, ketika terjadi erupsi Gunung Sinabung, di Desa Gajah, Karo, Sumut, Senin (6/1).   (Antara/Irsan Mulyadi)
Sejumlah siswa SD Negeri 040482 mengikuti upacara bendera pada hari pertama masuk sekolah, ketika terjadi erupsi Gunung Sinabung, di Desa Gajah, Karo, Sumut, Senin (6/1). (Antara/Irsan Mulyadi)

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Abu vulkanik dari erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, telah menyebar hingga Kota Medan dan sekitarnya sejak Sabtu pagi. Untuk itu warga Medan diminta untuk waspada dan menggunakan masker jika beraktivitas di luar rumah.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Utara Asren Nasution di Medan, Sabtu, mengatakan, penyebaran abu vulkanik tersebut disebabkan adanya tiupan angin dari Karo menuju Medan.

Keberadaan abu vulkanik tersebut bukan pertanda Gunung Sinabung akan mengeluarkan letusan besar, melainkan kondisi angin yang bertiup menuju Kota Medan dan sekitarnya.

Sekitar empat hari lalu, pihaknya mencatat tiupan angin terkonsentrasi di Kecamatan Simpang Empat dan Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, sehingga abu vulkanik menumpuk di dua daerah itu.

"Saking tebalnya (abu vulkanik), mobil pun susah bergerak," kata mantan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Sumatera Utara itu.

BPBD Sumatera Utara mendapatkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah I Medan jika tiupan angin dari Karo tersebut akan berlangsung hingga Sabtu malam pukul 23.00 WIB.

"Jadi, kemungkinan hingga pukul 23.00 WIB abu vulkanik Sinabung akan terus menyebur ke Medan," katanya.

Dengan keberadaan abu vulkanik itu, BPBD Sumatera Utara mengingatkan masyarakat Kota Medan dan sekitarnya untuk rutin menggunakan masker jika beraktivitas di luar rumah.

"Baik berjalan kaki atau menggunakan sepeda motor, sebaiknya masker terus digunakan," ujar Asren.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement