Selasa 07 Jan 2014 19:58 WIB

Kebakaran di Gedung C FISIP UI Diduga karena Korsleting

Kebakaran menghanguskan Gedung C FISIP Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, Selasa (7/1).
Kebakaran menghanguskan Gedung C FISIP Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, Selasa (7/1).

REPUBLIKA.CO.ID, KELAPA DUA -- Gedung tiga lantai milik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia Depok terbakar. Musibah itu terjadi Selasa (7/1) pagi sekitar pukul 6.30 WIB.

Di gedung tersebut merupakan kantor Center fo Election and Political Party (CEPP), Lab sosiologi dari Dep Sosiologi, dan ruang Arsip. "Arsip yang baru saja diperbaiki yang merupakan seluruh hasil penelitian ludes terbakar," tutur Presiden Direktur Center For Election And Political Party (CEPP) FISIP UI, Chusnul Mariyah.

Satpan Fakultas Fisip Universitas Indonesia, (UI) Irwan Hadi mengatakan, api terlihat sejak pukul 6.30 WIB. Berikutnya, sekitar pukul 6.50 WIB, mobil pemadam kebarakan dari Cimanggis langsung datang dan bertindak cepat memadamkan api.

"TKP sudah kita sterilkan, Kebakaran berupa arsip dan alat tulis kantor, di tingkat 3 ada pusat kajian," tutur Kapolresta Depok Achmad Kartiko di tempat kejadian.

Gedung yang dibangun tahun 1987 itu diduga terbakar karena hubungan pendek arus listrik. "Dugaan sementara karena korsleting, di sana juga banyak bahan-bahan yang mudah terbakar," tutur Kepala Bidang Pengendali dan Operasional Pemadam Kebakaran Depok, Hakim kepada Republika.

Menurut Hakim, upaya pemadaman cukup cepat dilakukan karena ketersediaan air dan ruang gerak bagi pemadam cukup luas. Sebelum pukul 9.00 WIB api sudah bisa dipadamkan. "Kendala tidak ada. Saat ini api sudah padam, tapi sekarang masih pendinginan," tuturnya.

Ada 11 mobil pemadam kebarakan yang diterjunkan ke TKP. "Sepuluh mobil pemadam ditambah satu ranger," ujar Hakim.

Kebakaran menghanguskan ketiga lantai di gedung arsip milik FISIP UI tersebut. Bahkan, di lantai dua milik Sosiologi yang baru saja selesai direnovasi dan belum diresmikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement