REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasioanl (PAN), Dradjad Wibowo, mengatakan ada perbedaan perilaku pemilih dalam pemilu legislatif dan pemilu eksekutif. PAN akan mendapatkan dukungan kuat jika kelas menengah mau berbondong-bondong menggunakan hak suaranya.
Kelas menengah punya kecenderungan tidak mau menggunakan hak suaranya di pemilu legislatif. Mereka baru berbondong-bondong menggunakan haknya pada pemilu eksekutif. Sewaktu Bima Arya maju di Pemilukada Bogor, menurut Dradjad, Ia mengingatkan ke Bima kalau peluangnya menang ada kalau bisa mendorong kalangan kelas menengah mau datang ke tempat pemungutan suara. "Masalahnya di pemilu legislatif, kelas menengah ini tidak mau voting (memberikan suara)," kata ekonom PAN tersebut, Sabtu (4/1).
Penyebab mereka tidak mau datang, kata Dradjad bisa saja karena berita-berita negatif soal partai politik. "Yang mau datang ke TPS (Tempat Pemungutan Suara) adalah yang sudah dibina partai politik maupun caleg. Sehingga peta legislatif tidak mencerminkannya peta demografi. Itu dugaan kami," kata Dradjad.
Dradjad mengatakan sudah tidak ada lagi label atau pemetaan antara partai Islam dengan partai nasional. Ini karena terjadi perubahan demografi dan naiknya jumlah kalangan kelas menengah. "Kelompok kelas menengah ini tidak hanya berpendidikan tetapi juga melek media sosial, dan hampir tidak lepas dari gadget," ungkap Dradjad.
Advertisement