REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kapolri Jenderal Pol Sutarman menyatakan gerak-gerik terduga teroris Ciputat sudah diikuti sejak 4 Agustus 2013. "Penangkapan di Ciputat itu dilakukan setelah kami ikuti sejak 4 Agustus 2013 hingga akhirnya digerebek," katanya di Jawa Timur, Jumat (3/1).
Menurut dia, jaringan terorisme di Indonesia tidak akan pernah mati. Meski pun sudah banyak pelaku teroris dihukum mati dan ada yang tewas saat dieksekusi polisi. Malah, mereka akan terus berusaha mengembangkan jaringannya.
"Alasannya, teroris punya ideologi yang sangat kuat. Bahkan jaringan mereka juga sangat kuat. Sel-sel teroris tidak pernah mati. Ideologi mereka sangat kuat. Mereka akan selalu hidup selama jaringan-jaringan atau anggota kelompok mereka masih hidup," katanya.
Karenanya, kata dia, penangkapan di Ciputat tidak akan menghentikan pengawasan Polri terhadap pergerakan teroris di beberapa daerah. Seperti Jatim, Jakarta, Jateng, Poso, Aceh, Sulawesi, dan daerah lainnya.
"Kami akan terus awasi dan ikuti pergerakan mereka. Sebelum perayaan Natal dan Tahun Baru, Polri juga sudah menyampaikan peringatan kepada masyarakat dan anggota polisi untuk berhati-hari dan waspada terhadap serangan teroris. Waktu itu memang ada ancaman serangan," katanya.