Rabu 01 Jan 2014 19:49 WIB

Kenaikan Elpiji Resahkan Ibu Rumah Tangga

Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Joko Sadewo
Gas Elpiji 12 kg
Foto: Republika/Agung Fatma Putra
Gas Elpiji 12 kg

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ibu rumah tangga di Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim) merasa keberatan jika harga elpiji ukuran 12 kilogram dinaikkan.

Warga yang tinggal di Jalan Manyar Sambongan, Kota Surabaya  Wisonowati (48 tahun) mengatakan, kenaikan harga elpiji ukuran 12 kg tentu sangat terasa untuk kalangan menengah ke bawah. “Untuk kalangan menengah ke atas mungkin tidak terasa jika harga elpiji naik. Tetapi untuk kalangan menengah kebawah kan berat karena uang belanja terbatas,” katanya kepada Republika, Rabu (1/1) sore.

Biasanya kalau harga elpiji naik, lanjut dia, maka harga semua kebutuhan ikut melonjak. Padahal, ia menggunakan elpiji tidak hanya untuk memasak, melainkan juga untuk dia berjualan. Untuk itu, ia berharap pemerintah dapat segera menstabilkan harga elpiji 12 kg.

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) memutuskan untuk menaikkan harga gas elpiji tabung kemasan 12 kg menyusul tingginya harga pokok Liquified Petroleum Gas (LPG) di pasar dan turunnya nilai tukar rupiah yang menyebabkan kerugian perusahaan semakin besar.

Harga elpiji yang berlaku saat ini merupakan harga yang ditetapkan pada Oktober 2009 yaitu Rp 5.850 per kg, sedangkan harga pokok perolehan kini telah mencapai Rp 10.785 per kg. “Untuk itu, terhitung mulai tanggal 1 Januari 2014 pukul 00.00 WIB Pertamina memberlakukan harga baru elpiji 12 kg secara serentak di seluruh Indonesia dengan rata-rata kenaikan di tingkat konsumen sebesar Rp 3.959 per kg,” kata  Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir, Rabu (1/1).

Besaran kenaikan ditingkat konsumen akan bervariasi berdasarkan jarak Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBBE) ke titik serah (supply point). Dengan kenaikan inipun, Pertamina masih 'jual rugi' kepada konsumen elpiji 12 kg sebesar Rp 2.100 per kg.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement