REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Cuaca mendung mengiringi pemberangkatan pemakaman jenazah GBPH Joyokusumo, dari Ndalem. Joyokusuman, Yogyakarta Rabu (1/1) sekitar pukul 13.50.
Pemberangkatan jenazah putra Sultan Hamengku Buwono IX (alm) dan KRAy. Windyaningrum (alm) ini dihadiri kakaknya yang juga Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X serta pemaisuri GKR Hemas dan kelima putri Sultan. Namun Sultan dan permaisuri tidak ikut ke pemakaman di Kotagede. "Bapak tidak boleh ikut ke makam,''kata putri sulung Sultan HB X pada saat mau berangkat ke pemakaman Gusti Joyo. .
Mantan Sekda DIY Bambang, SP yang juga teman dekat Gusti Joyo mengaku kehilangan seorang sahabatnya yang sama-sama ingin memajukan kota Yogyakarta. Hal yang sama juga dikemukakan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku kehilangan dan terkejut saat mendengar berita bahwa Gusti Joyo meninggal. "Gusti Joyo orangnya bersahaja, kebapakan, egaliter dan sangat menghormati siapapun. Bila sangat serius dengan pekerjaannya. Banyak pengalaman yang saya dapatkan dengan beliau, diantaranya saat Gunung Merapi belum meletus, kami berdua datang ke rumah Mbah Maridjan untuk membujuk Mbah Maridjan agar mau turun,''ungkap dia.
Putri sulung Sultan Hamengku Buwono X GKR Pembayun mengaku terkejut mendengar Gusti Joyo meninggal, Selasa sore (31/12). Dia sempat menjengok ke RS Medistra pada Jum'at lalu dan hari Ahad pulang karena kondisinya sempat membaik.Namun Selasa sore Gusti Pembayun mendapat kabar bahwa Gusti Joyo meninggal dan dia langsung berangkat lagi ke Jakarta untuk menjemput jenazah pamannya tersebut.