Ahad 22 Dec 2013 12:07 WIB

Wamenag: Kelola Bangsa Tidak Perlu Orang Pintar

Wamenag Nazaruddin Umar saat membuka Republika Ramadhan Fair 2012
Foto: Republika/Zaky
Wamenag Nazaruddin Umar saat membuka Republika Ramadhan Fair 2012

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Wakil Menteri Agama (Wamenag) Nazaruddin Umar mengatakan, tidak perlu orang pintar untuk mengelola bangsa ini, namun yang dibutuhkan adalah orang yang arif.

"Dalam mengelola bangsa ini, tidak perlu ditangani oleh orang yang terlalu pintar, tetapi yang dibutuhkan bangsa kita sekarang ini adalah kearifan, bukan orang pintar," kata Nazaruddin disela-sela kehadirannya di Makassar, Ahad (22/12).

Ia mengatakan, orang arif yang dimaksudkan adalah yang mengerjakan mengetahui dan mengetahui apa yang dikerjakan. Menurut dia, inilah ciri khas dari orang arif yang sebenarnya dibutuhkan sekarang untuk mengelola bangsa saat ini.

Oleh sebab itu, ia mengimbau kepada para alumni dan mahasiswa dilingkup Kopertis IX Sulawesi untuk tidak pernah berhenti belajar hanya sampai pada level 1 atau setingkat sarjana (S1), tapi terus meningkatkan ke level berikutnya sampai kepada level kesempurnaan, yakni sudah sampai pada capaian tingkatan spiritual.

Sementara itu Koordinator Kopertis IX Sulawesi, Prof Dr Ir Hj Andi Niartiningsih, mengatakan, salah satu indikator para lulusan perguruan tinggi itu memiliki daya saing, dapat dilihat dari alumninya yang sudah bekerja.

"Semakin banyak alumni yang tertampung dalam dunia kerja apakah itu PNS atau swasta telah menunjukkan kalau luaran perguruan tinggi itu memiliki daya saing. Sebaliknya jika ada alumni yang tidak bekerja itu juga bisa dipertanyakan kualitas luaran tersebut," katanya.

Ia mengatakan, memasuki era globalisasi tantangan yang dihadapi cukup berat, sebab tidak saja akan menghadapi ketatnya persaingan dalam negeri tapi juga datang dari luar negeri. Oleh sebab itu mahasiswa kita harus lebih meningkatkan kualitasnya dan kemampuannya, terutama soal penguasaan bahasa asing.

"Memang salah satu masalah yang dialami alumni kita selama ini masih sangat lemah dalam penguasaan bahasa asing. Sehingga menjadi soal ketika ada tawaran kerja di luar negeri," katanya.

Oleh sebab itu, maka para mahasiswa yang baru saja diwisuda untuk tidak henti-hentinya untuk belajar, karena disadari tantangan yang akan dihadapi kedepan juga semakin berat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement