Rabu 11 Dec 2013 17:31 WIB

PDIP Akan Dekati Pemilih Muda

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Mansyur Faqih
Maruarar Sirait
Maruarar Sirait

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Bidang Pemuda dan Olahraga DPP PDI Perjuangan, Maruarar Sirait merespon positif hasil survei Indobarometer. Menurut Maruarar kesadaran demokrasi dan politik yang tinggi di kalangan pemuda akan melahirkan daya kritisisme dalam memilih. 

Dalam konteks ini, proses dialektika mencari pemimpin terbaik akan berlangsung secara alamiah dan terukur. "Kesadaran akan melahirkan daya kritis. Pemuda akan tahu bagaimana kinerja politisi atau partai politik yang akan mereka pilih," ujar Maruarar, Rabu (11/12).

Menurut Maruarar, daya kritis pemuda terhadap partai politik dan politisi juga akan mendorong perbaikan kualitas demokrasi. Partai politik dan politisi akan terpacu untuk meningkatkan kinerja positif di masyarakat.

"Akan terjadi pertarungan nilai di partai politik antara mereka yang mendukung meritokrasi dan mereka yang ingin mempertahankan oligarki," katanya.

Maruarar mengatakan, PDI Perjuangan akan berusaha keras membangun kedekatan dengan para pemilih muda. Karena, ia percaya pada akhirnya pemuda akan berpihak pada partai yang benar-benar bisa memberikan harapan perubahan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di masa mendatang. 

"Kami harus benar-benar membuat strategi program yang memihak anak muda dan memilih figur pemimpin yang tepat. Menjaga diri dari korupsi. Sehingga menentukan pemilih muda," ujarnya. 

Sebelumnya, Indobarometer merilis survei soal partisipasi politik anak muda dan kesadaran mereka terhadap demokrasi. Ternyata tingkat partisipasi politik dan pemahaman demokrasi anak muda cukup tinggi. Ini didapat dari survei yang mereka lakukan kepada 1.200 anak muda (usia 17-30 tahun) di seluruh Indonesia lewat metode multirandom sampling. 

Dalam hal demokrasi misalnya. Ada sebanyak 71,2 persen pemuda yang sepakat dengan sistem demokrasi sebagai bentuk pemerintahan negara. Kebanyakan pemuda tidak setuju terhadap otoritarianisme dan sistem politik satu partai. Mereka juga menolak wacana menghapus pemilu dan kepemimpinan nasional oleh militer aktif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement