Kamis 12 Dec 2013 03:12 WIB

Kisah Orang Jepang yang Kagum pada Bakiak dan Gasing

 Lomba sandal bakiak/ilustrasi (Agung Fatma Putra)
Lomba sandal bakiak/ilustrasi (Agung Fatma Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sebanyak 16 ekspatriat Jepang yang tergabung dalam "Japan Foundation Club" terpikat dengan permainan tradisional Indonesia, seperti bakiak, dakon, gasing, dan bola bekel saat mengikuti "Kondankai" ke-57 di Universitas dr Soetomo (Unitomo) Surabaya.

"Kondankai itu merupakan ramah tamah sambil berdiskusi antarbudaya dengan menggunakan Bahasa Jepang, dan kali ini bertema 'Asobi Mono' (Permainan yang Menggunakan Alat), namun selain diskusi juga ada praktik mencoba permainan tradisional Indonesia itu," kata ketua panitia Kondankai, Cahyani Arum.

Menurut dia, kegiatan itu rutin dilakukan setiap tiga bulan. "Kami selalu mencari topik - topik yang aktual dan sedapat mungkin menarik dari sisi budaya," ujar mahasiswi semester 5 Prodi Sastra Jepang pada Fakultas Sastra di Unitomo itu.

Ia menjelaskan syarat utama ikut kondankai adalah mahasiswa harus sudah mampu membuat "sakubun" (esai) dengan menggunakan Bahasa Jepang. "Salah satu yang didiskusikan di sini adalah dakon," ucapnya.

Salah seorang ekspatriat Jepang, Miho mengaku sangat kesulitan bermain dakon karena menggunakan bijian. "Bagaimana mainnya ya," ujarnya dengan logat Jepang.

Hal senada diungkapkan Ataka Chieko. "Sangat menarik dan menyenangkan main bakiak ini ya, meskipun kaki saya sakit," ucapnya, sambil tersenyum.

Menurut mahasiswa Sastra Jepang Unitomo Harsono, dakon mempunyai filosofi yang luhur dalam perkembangan anak di Indonesia. "Dengan bermain dakon, kita diajari untuk menabung sedini mungkin, karena itu siapa yang paling banyak menyimpan biji-bijian, maka dialah pemenangnya," ujarnya dengan Bahasa Jepang yang fasih.

Dalam Kondankai ke-57 ini diperagakan pula beberapa permainan rakyat Jepang dalam setiap kelompok diskusi, di antaranya "Karuta", "Shogi" (catur Jepang), "Daruma Otoshi" (menyusun kayu dalam tiga atau lima tingkat dengan tokoh Daruma paling atas tidak boleh jatuh), "Otedama" (lempar kantong berisi beras dan mutiara), dan "Kendama".

"Kondankai kali ini diakhiri dengan kompetisi bakiak antar-ekspatriat Jepang dan mahasiswa Fakultas Sastra Unitomo yang akhirnya dimenangkan Tim Ekspatriat Jepang yang rata-rata sudah menguasai permainan ini," tutur Cahyani Arum.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement