Rabu 04 Dec 2013 16:59 WIB

Pekan Kondom Nasional Dorong Legalisasi Seks Bebas

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Karta Raharja Ucu
seks bebas kini juga menjadi masalah utama remaja di Indonesia
Foto: antara
seks bebas kini juga menjadi masalah utama remaja di Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Depok, Muttaqin Syafi meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menghentikan pelaksanaan Pekan Kondom Nasional (PKN) 2013.

Program ini diadakan dalam rangka memperingati Hari AIDS se Dunia setiap 1 Desember yang dilakukan selama sepekan mulai dari 1 Desember hingga 7 Desember 2013. "PKN sebaiknya dihentikan, karena kegiatan ini bisa mendorong legalitas prilaku seks bebas dikalangan masyarakat,'' kata Muttaqin, di Depok, Rabu (4/12).

Menurut calon legislatif (Caleg) PKS dari daerah pemilihan Cinere-Beji ini mengatakan kegiatan PKN tidak tepat sasaran untuk melakukan edukasi soal bahaya seks bebas. "Yang membuat orang takut melakukan seks bebas bukan hanya karena takut terkena AIDS, tapi takut hamil dan takut pada Allah SWT," tuturnya.

Muttaqin berujar, jika memakai kondom kehamilan yang ditakuti bisa dicegah, maka orang menjadi berani melakukan prilaku seks bebas. "Karena dengan memakai kondom kan orang akan bebas dan aman dari kehamilan dan terkena penyakit AIDS dan penyakit kelamin menular lainnya,'' ujar Muttaqin.

Ia juga sangat yakin justru banyak para remaja yang mencoba-coba melakukan perbuatan seks dengan menggunakan kondom dibandingkan orang dewasa. Muttaqin juga mencurigai kegiatan PKN ini merupakan promosi terselubung dari sebuah produk kondom.

"Kalau bukan karena promosi perushaan kondom tidak akan mau bikin mobil bus bergambar bintang iklan kondom Julia Perez (Jupe)," tuturnya.

Dikatakannya, otak kiri lelaki pasti cepat terangsang melihat gambar sensual Jupe, testosteronnya cepat meningkat. "Jadi gambar Jupe yang merangsang setiap laki-laki yang melihat di iklan kondom itu mendorong orang untuk berpikir 'ngeres'. Hanya orang-orang yang takut sama Allah SWT saja yang tidak akan tergoda," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement