REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jusuf Kalla (JK) menyatakan tak akan meninggalkan Partai Golkar yang selama ini menaunginya. Meski pun ia sudah siap untuk menjadi capres dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Menurutnya untuk menjadi capres partai lain, tidak perlu pindah partai.
"Masak harus pindah partai? Lagian waktu pilpres masih lama, masih butuh enam bulan lagi setelah pileg. Lagi pula 2004 saya jadi wapres Partai Demokrat, padahal saya bukan dari Demokrat bisa saja," kata JK di Kompleks Parlemen Senayan, Senin, (2/12).
JK merasa sebagai anggota dan mantan Ketum Golkar. Sehingga, tidak akan pindah partai mana pun. "Namun kalau memang ada partai mana pun yang mau sama saya, saya ucapkan terima kasih. Saat ini hampir semua partai sama semua. Tidak ada partai yang beda halauan. Kalau dulu memang kental partai Islam versus sekuler," terang JK.
Saat ini, ujar JK, partai agamais dan sekuler sudah tidak terlalu jauh beda. Misalnya, PAN dan PKB. Ada pimpinan wilayahnya yang nonmuslim sehingga sudah tidak ada partai relijius murni.
"Partai nasional sekarang tidak ada yang murni sekuler. Bagaimana mungkin Golkar sekuler, saya yang jadi mantan ketumnya orang HMI," kata JK.
Sekarang ini, ujar JK, ideologi antarpartai makin dekat. Kadang Golkar lebih cepat melakukan halal bi lahal dari pada partai relijius. "Jadi partai itu sama saja, semuanya mengacu pada Pancasila. Beda partai itu hanya pada program saja, saya katakan saya tetap Golkar," terang JK.