REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengusaha otomotif yang juga konsultan politik, Muhtar Ependy mengaku kenal dengan tersangka yang juga mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Akil Mochtar.
Dia mengaku mengenal Akil karena mantan pengacara itu berinvestasi pada usahanya dalam jual beli mobil dan motor. Muhtar juga mengaku pernah menjadi konsultan politik untuk Akil saat maju menjadi calon Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) pada 2007.
"Kenal (dengan Akil Mochtar) karena sejak 2007 beliau pesan atribut kampanye ke saya, kan dia (Akil Mochtar) jadi calon gubernur," kata Muhtar yang ditemui di gedung KPK, Jakarta, Senin (2/12).
Muhtar menjelaskan salah satu usahanya yaitu dalam bidang percetakan atribut kampanye untuk calon kepala daerah dalam pemilukada di seluruh Indonesia. Selain itu ia juga memiliki tim kuasa hukum sebagai konsultan pemenangan pemilukada.
Pada Pemilukada Kalbar 2007 lalu, Akil salah satu yang menggunakan jasanya saat Akil menjadi calon gubernur. Di situlah awal perkenalannya dengan Akil. Namun ia membantah jika disebutkan perkenalannya dengan Akil yang kemudian menjadi Ketua MK membuat ia memiliki hubungan dengan MK. "Saya tidak punya link ke dalam MK," bantahnya.
Maka itu ia mengakui adanya penemuan dokumen terkait pemilukada dalam penggeledahan yang dilakukan KPK beberapa waktu lalu. Pekerjaannya sebagai penerbit atribut kampanye sekaligus sebagai konsultan politik, membuat dirinya harus memiliki dokumen-dokumen terkait pemilukada.
Ia mengungkapkan dokumen terkait pemilukada yang disita KPK adalah dokumen formulir C1 atau sertifikat hasil penghitungan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) dalam pemilukada di Kabupaten Empat Lawang. Dokumen ini digunakan tim konsultan miliknya dalam menghadapi sengketa pemilukada di MK.