Kamis 28 Nov 2013 21:31 WIB

Sebelum Ditangkap, Rudi Rubiandini Sempat Kirim Surat ke Abraham Samad

Rep: Irfan Fitrat/ Red: A.Syalaby Ichsan
Kepala Satuan Khusus Minyak dan gas (SKK Migas) non aktif Rudi Rubiandini meninggalkan Gedung KPK dengan menggunakan baju tahanan usai menjalani pemeriksaan di Jakarta, Rabu (14/8).
Foto: Antara/Wahyu Putro
Kepala Satuan Khusus Minyak dan gas (SKK Migas) non aktif Rudi Rubiandini meninggalkan Gedung KPK dengan menggunakan baju tahanan usai menjalani pemeriksaan di Jakarta, Rabu (14/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini mengaku, sempat berencana untuk bertemu dengan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abaraham Samad, sebelum ditangkap.

Pengakuannya, dia merasa tertekan dengan banyaknya pihak yang meminta uang. Termasuk komisi VII DPR RI yang disebutnya pernah meminta uang THR. Menurutnya, dia sudah mengirim surat kepada Samad. 

"Karena masalah-masalah ini, saya meras tertekan dan saya gundah. Saya ingin ketemu. Ditambah saya ingin bicara hal-hal lain di bidang sistem migas yang sedang saya benahi," kata dia saat menjadi saksi dalam persidangan atas terdakwa Simon Gunawan Tanjaya, di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (28/11).

Namun, pertemuan itu tidak pernah terjadi. Rudi ditangkap oleh petugas KPK bersamaan dengan Deviardi. Saat itu, petugas menemukan uang 400 ribu dolar AS. Rudi mengaku tidak mengetahui uang itu. Sementara. Deviardi menerangkan, uang itu merupakan bagian dari total 700 ribu dolar AS untuk Rudi yang diambil di Singapura.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement