REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) adalah salah satu daerah di Indonesia yang menjadi pelopor pendidikan inklusif.
Pada seminar tentang Pendidikan Inklusif, Senin (25/11) Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel Widodo mewakili Gubernur Alex Noerdin menyatakan, daerah ini terus berupaya untuk menjadi pelopor perkembangan dan kemajuan pendidikan inklusif.
Menurut Widodo, komitmen dan keseriusan Sumsel menjadi pelopor pendidikan inklusif sudah diakui pemerintah yang memberikan penghargaan 'Inclusive Award' atau penghargaan Pendidikan Inklusif 2012 kepada Gubernur Sumsel Alex Noerdin yang diserahkan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim, September 2012 di Denpasar.
Dalam pelaksanaan pendidikan inklusif, Widodo menjelaskan, saat ini di Sumatera Selatan ada sekitar 75 sekolah dasar inklusif percontohan.
"Sekolah-sekolah tersebut terdapat di 16 kabupaten dan kota di Sumsel utamanya di ibukota kabupaten, kota dan ibukota kecamatan. Program ini bermula pada 2006 di kabupaten Musi Banyuasin dan berlanjut ke seluruh daerah," katanya.
Pendidikan inklusif juga tercantum dalam grand design pendidikan inklusif di Sumsel. "Saat ini sudah ada 510 guru yang dibekali pembelajaran inklusif. Ada sekitar 60 orang guru lainnya yang telah memiliki lisensi sebagai master trainer. Ke setiap daerah kabupaten dan kota akan dikirim empat orang guru master trainer," ujar Widodo.
Widodo juga mengungkapkan bahwa komitmen Sumatera Selatan pada bidang pendidikan tidak perlu diragukan lagi, termasuk pendidikan inklusif.
"Komitmen ini dalam rangka menjamin ketercapaian tujuan milenium atau MDGs yang terkait dengan penyelesaian universal primary education for all children dan Pemerintah Sumatera Selatan sudah merumuskan beberapa program intervensi pendidikan secara inklusif," katanya lagi.
Widodo juga mengungkapkan, komitmen Gubernur Alex Noerdin pada bidang pendidikan tidak perlu diragukan lagi, termasuk untuk pendidikan inklusif. Komitmen itu juga diwujudkan dengan dihasilkannya peraturan daerah atau Perda tentang pendidikan inklusif.
Sementara itu tenaga ahli Pokja Pendidikan Inklusif Sumsel Ade Karyana menjelaskan bahwa di Sumatera Selatan sejak tahun 2010 telah dilakukan usaha pencapaian target sasaran program tersebut yang mencakup lima kegiatan, antara lain program sosialisasi pendidikan inklusif, program trainer of trainer (TOT) pendidikan inklusif, program piloting sekolah dasar inklusif, program bimbingan teknik bagi guru SLB, serta penelitian index pendidikan inklusif.