Jumat 22 Nov 2013 04:40 WIB

Hayono Minta Publik Tidak Pilih Capres karena Iklan

Hayono Isman
Foto: Antara
Hayono Isman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peserta konvensi calon presiden dari Partai Demokrat Hayono Isman mengingatkan kader partai tersebut dan masyarakat agar memilih calon presiden berdasarkan rekam jejak dan karya nyatanya bukan atas dasar iklan di media massa.

"Masyarakat agar tidak memilih calon presiden karena iklan. Iklan hanya pesan gambar, bukan karya nyata," kata Hayono Isman ketika menyampaikan pandangannya pada acara silaturrahmi Fraksi Partai Demokrat DPR RI, di Jakarta, Kamis malam.

Menurut Hayono Isman, figur calon presiden yang sering tampil pada iklan di media massa belum tentu memiliki karya nyata dan sebaliknya figur yang memiliki karya nyata belum tentu sering tampil di iklan media massa.

Selama hampir dua bulan menjadi peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat, Hayono mengatakan, dirinya sudah melakukan sosialisasi visi dan misinya ke sejumlah daerah di Indonesia.

"Selama melakukan sosialisasi ke berbagai daerah tersebut saya banyak belajar bagaimana membangun komunikasi dengan masyarakat," katanya.

Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat ini menjelaskan, untuk menaikkan popularitas dan elektabilitas, para peserta konvensi tidak perlu hanya melakukan komunikasi di internal partai, tapi harus membangun komunikasi yang seluas-luasnya di masyarakat.

Peserta konvensi calon presiden dari partai Demokrat, kata dia, harus berani membuka diri terhadap semua elemen masyarakat sekaligus siap menghadapi sorotan dan kritikan, hingga mengenai kehidupan pribadinya.

Karena pelaksanaan konvensi hingga menjelang pemilu legislatif pada April 2014, menurut Hayono, selama waktu tersebut juga peserta konvensi harus siap menghadapi sorotan dan kritikan.

"Masyarakat akan menyoroti, apa visi, misi, dan programnya, termasuk kehidupan pribadinya, sehingga tidak ada yang perlu ditutup-tutupi," katanya.

Menurut dia, keterbukaan yang dilakukan oleh peserta konvensi calon presiden dari Partai Demokrat akan menjadi tolok ukur melahirkan calon pemimpin yang berkualitas.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement