Kamis 14 Nov 2013 15:23 WIB

BPBD Lampung Siagakan Alat Bencana

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Djibril Muhammad
BPBD
Foto: blogspot.com
BPBD

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Kondisi cuaca ekstrem masih akan terjadi di wilayah Lampung, dalam beberapa pekan mendatang. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung, telah menyiagakan peralatan antisipasi tanggap bencana banjir dan tanah longsor.

Kepala BPBD Lampung, Budi Harto, mengatakan bila bencana masih tergolong kecil, BPBD masih bisa mengantisipasi dan mengatasi dengan peralatan yang ada saat ini.

"Tapi, kalau bencananya parah, kami minta bantuan pihak lain untuk menyediakan peralatan," kata Budi Harto di Bandar Lampung, Kamis (14/11).

Saat ini, peralatan tanggap bencana yang BPBD miliki lima perahu karet, 10 tenda, pelampung, dan kapal mesin. Kondisi peralatan ini hanya mampu mengatasi bencana kecil dan sedang.

Untuk itu, ia mengimbau perusahaan besar dapat membantu menyediakan peralatan dan kebutuhan logistik saat bencana datang.

Ia mengatakan di wilayah Lampung terdapat beberapa daerah yang langganan banjir bandang dan tanah longsor. Ada delapan daerah rawan bencana, yakni kota Bandar Lampung, Kabupaten Lampung Barat, Pesisir Barat, Lampung Selatan, Tanggamus, Tulangbawang, Tulangbawang Barat, dan Pesawaran.

Cuaca ekstrem di wilayah Lampung sudah terjadi sejak pekan lalu. Jalan lintas provinsi yang menghubungkan Liwa (Lampung Barat) - Krui (Pesisir Barat), terjadi longsor dan ambles.

Hingga Kamis (14/11) ini, jalan ini belum bisa dibenahi, karena perbaikan tidak memungkinkan lagi menggunakan jalan lama karena sudah ambles ke jurang sedalam lebih dari 50 meter.

Laporan yang diperoleh, kondisi dua daerah tersebut semakin terisolir, lantaran arus lalu lintas yang menghubungkan keduanya terputus total.

Warga Krui kesulitan mendapatkan pasokan sayur mayur dan kebutuhan bahan pokok yang biasanya datang dari Liwa. Akibatnya, harga sayur mayur dan bahan pokok melambung tinggi.

Dinas Bina Marga Lampung belum bisa bergerak untuk menyambungkan dua daerah tersebut dengan jalan baru, yang harus membelah kawasan hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).

Menurut Kepala Dinas Bina Marga Lampung, Ali Rahman, semua peralatan berat dan tenaga kerja sudah berada di lokasi jalan lonsgor, namun belum bisa bekerja.

"Kami harus menunggu izin dari Kemenhut untuk membelah hutan TNBBS tersebut dibuat jalan baru," kata Ali Rahman.

Pihaknya sudah mengusulkan kepada Kemenhut dan Balai TNBBS untuk membuat jalan lintas baru di kawasan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement