Rabu 13 Nov 2013 06:40 WIB

FSGI: Tawuran Pelajar Perlu Diselesaikan Akar Masalahnya

Rep: Fenny Melisa/ Red: Didi Purwadi
Petugas kepolisian memperlihatkan sejumlah barang bukti senjata tajam yang disita dari pelajar yang melakukan tawuran.
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Petugas kepolisian memperlihatkan sejumlah barang bukti senjata tajam yang disita dari pelajar yang melakukan tawuran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen FSGI (Federasi Serikat Guru Indonesia), Retno Listyarti, menilai penanganan tawuran pelajar selama ini diselesaikan dengan menggunakan prinsip 'pemadam kebakaran'.

"Artinya hanya ditangani ketika ada kasus dan korban, sementara akar permasalahannya tidak pernah dicari apalagi diselesaikan," ujarnya dihubungi Selasa (12/11).

Retno mengungkapkan frekwensi tawuran di kalangan pelajar cukup sering terjadi. Beberapa kasus tawuran pelajar terjadi juga di beberapa wilayah Jakarta dengan modus yang lebih mengerikan.

"Tidak menggunakan senjata tajam lagi (mungkin karena kerap ada sweeping senjata tajam), tetapi menggunakan air keras," katanya.

Namun uniknya, tutur Retno, kalau biasanya terjadi peningkatan tawuran pada saat ujian nasional (UN) berakhir dan pada saat kenaikan kelas, tapi kali ini di pertengah semester sudah beberapa kali terjadi aksi tawuran pelajar.

Menurut Retno, salah satu akar masalah tawuran sekolah muncul karena tidak adanya relasi seimbang antara murid dengan murid. Ia mengatakan diperlukan ketegasan sikap membangun budaya anti kekerasan di sekolah.

"Karena sekolah adalah tempat paling tepat dalam menyuburkan karakter peserta didik," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement