REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Untuk menambah kemampuan, sebanyak 60 tuna netra di Bandung mengikuti pelatihan Manajemen Klinik Pijat Penyandang Tunanetra.
Acara yang digelar Yayasan Gabungan Panti Pijat Tunanetra (YGPPT) tersebut, dibuka langsung Wakil Wali Kota Bandung, Oded M Danial.
"Yang dilatih sekitar 60 orang dan mereka mempunyai 80 klinik panti pijat se-Bandung raya. Tahap pertama, yang sekarang dilatih 30 klinik," ujar Oded usai membuka pelatihan, Selasa (12/11).
Menurut Oded, pelatihan tersebut diselenggarakan selama 2 hari. Yakni, 12-13 November 2013. Tujuannya, untuk meningkatkan kualitas jasa layanan pijat, profesionalisme, juga manajemen bisnis bagi pengelola panti pijat tuna netra.
Apalagi, selama ini pengelolaan keuangan dan kondisi tempat panti pijat belum dikelola dengan baik.
Oded mengatakan, melalui pelatihan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan, pengetahuan mereka tentang perkembangan teknik memijat dan manajemen panti pijat. Selain itu, mereka bisa lebih mandiri.
"Sudah tentu merupakan kewajiban kita membantu mereka memperbaiki taraf ekonomi, mereka bisa bersaing untuk mendapatkan pasar," katanya.
Menurut Oded, dirinya akan mencoba melakukan koordinasi dengan Dinas Pariwisata Kota Bandung agar menyertakan para tuna netra tersebut agar bisa masuk dalam bisnis perhotelan. Selama ini, menurut pengakuan tuna netra mereka yang pernah tanggapannya kurang baik dari para pengusaha hotel.
"Segera saya akan koordinasi dengan Disbudpar agar para pengusaha hotel menyertakan dan mau menerima para tunanetra ini dalam bisnisnya," katanya.
Dalam kesempatan tersebut tidak lupa Oded memberikan bantuan kepada YGPPT. Ia pun, berpesan kepada keluarga besar YGPPT harus memiliki kebersamaan yang kuat, dan menjadikan YGPPT sebagai laboratorium untuk meningkatkan kemampuan dan teknik para pekerja disabilitas sehingga berdampak meningkatknya taraf ekonomi.