Ahad 03 Nov 2013 18:17 WIB

Hatta Ajak Umat Beri Kontribusi Perubahan

Rep: Edy Setiyoko/ Red: Julkifli Marbun
Hatta Rajasa
Foto: Aditya Pradana Putra/Republika
Hatta Rajasa

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Momentum tahun baru Hijrah dimaknai Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Hatta Radjasa, kesedian melakukan perubahan yang kurang baik menjadi lebih baik lagi. "Dan, memasuki tahun baru hijriyah ini saya siap bersama warga MTA (Majelis Tafsir Al Qur'an) melakukan perubahan," katanya, Ahad (3/11).

Dihadapan puluhan ribu massa warga MTA dalam acara Jihad (Pengajian Ahad) rutin di Gedung MTA Pusat, Solo, Jateng, Hatta, mengajak kepada seluruh umat Islam memasuki tahun baru hijriyah membawa perubahan baru. Mulai dari perubahan pola pikir, hingga tindakan amal perbuatan, bagi peradaban umat.

Masih kata Hatta, menyeru kepada jutaan warga MTA tersebar diseluruh Indonesia yang mendengar Jihad -- karena disiarkan Radio MTA bantuan perangkat satelit, streaming, hingga memancarkan ke luar negeri, untuk berada pad agarda paling depan untuk melakukan perubahan. ''Pokoknya, memberi kontribusi terhadap perubahan peradaban umat,'' pinta Ketua Umum DPP PAN ini.

Hatta mengajak umat Islam menengok kembali sejarah hijrah Rossulloh SAW dari Mekah ke Madinah. Sejak diteken piagam Madinah, peradaban umat Islam mengalami perubahan dahsyat. Dimana dilakukan bagaimana mengatur cara bernegara, berpolitik, menata ekonomi, mengelola kemasyarakatan yang plural. Sejak itu, perbadaban umat mengalami loncatan perubahan puncak luar biasa.

Puncak perubahan peradaban umat, kata Hatta, ilmu pengetahuan sebagai kata kuncinya. "Berfikir dan berdezikir tidaklah cukup. Berfikir tanpa berdzikir juga sia-sia. Makanya, berfikir dan berdzikir musti dilandasi ilmu pengetahuan," katanya.

Hatta juga mengajak berfikir umat menghadapi dunia global. "Kita harus berfikir ke sana, kalau tidak bakal tergilas, tertinggal oleh perubahan zaman," katanya. Fenomena global membawa dampak negatif, sekaligus mendatangkan peluang dan tantangan baru. Ada mega perubahan yang umat Islam harus siap menghadapi. Yakni, semakin terintegrasi perekonomian global. Tahun 2015 menghadapi Asean Economic Community (AEC).

AEC terdapat 10 negara yang membentuk pasar tunggal Asean. Dimana nantinya terdapat arus modal bergerak ke seluruh anggota AEC. Bagi pelaku ekonomi harus siap menghadapi tantangan ini. Kalau tidak, kata Hatta, "pasar kita bakal diambil orang lain". Artinya, tantangan di sini bangsa Indonesia musti mempersiapkan daya saing, kualitas produksi, dan sebagainya.

Fenomena integrasi perekonomian global musti disikapi dengan arif. Paling tidak, mempersiapkan sumber daya manusia (SDM), pengusaha yang mampu berkompetisi. Termasuk pengusaha dari kalangab MTA musti mempersiapkan diri. "Saya siap membantu dengan mempermudah usaha permodalan, pelatihan, peluang masuk ke pasar global. Akses ilmu pengetahuan dan teknologi juga harus kita kuasai," katanya.

Hatta patut bersyukur, pengusaha moslem musti berani menyikapi perubahan ini. Termasuk warga MTA bersinergi dengan membangun kekuatan berpikir modern, moderat, kritis. Sehingga apa yang dilakukan nanti mendantangan rahmat bagi seruan alam.

Sekali lagi, Hatta didepan puluhan ribu pengunjung dan acara dipancarkan ke penjuru dunia, menyeru kepada warga MTA untuk memberi pencerahan bagi umat. Umat harus bersinergi dalam menghadapi perubahan. Sekecil apapun dampak perubahan untuk peradaban umat, patut disyukuri bersama. "Bersyukur diterjemahkan, dimanifestasikan ke dalam instrumen. Lalu, diamalkan dalam sebuah kebajikan".

Berlomba-lomba menanamkan kebajikan wajib diserukan bagi seluruh umat. "Dalam sejarah umat, orang-orang yang berbuat kebajikan ditindas, belum ada. Juga tidak ada ceriteranya, orang menjadi mlarat karena suka bersedekah bagi kepentingan umat".

Menurut Hatta, memang masih ada segudang pekerjaan rumah (PR) yang harus dituntaskan kepemimpinan nasional. Dan, 'PR' musti dituntaskan kepemimpinan selanjutnya. Jangan sampai pemimpin yang akan datang bisanya hanya mengkritisi dengan kata-kata. Tapi, juga tidak banyak berbuat. Carilah solusi pemecahannya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement