REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Ardian Sopa mengatakan, dengan aturan presidential threshold yang sama dengan Pemilu 2009 yakni meraih suara sah nasional 25 persen atau meraih suara 20 persen kursi di parlemen maka pola pilpres 2014 berpotensial sama dengan pola pilpres 2009. Jumlah pasangan yang akan maju dalam pilpres hanya tiga pasangan.
Dua tiket, ujar Ardian, nyaris aman digenggam dua parpol yang elektabilitasnya di atas 15 persen, yakni Partai Golkar dengan elektabilitas 20,4 persen, dan PDIP dengan elektabilitas 18,7 persen.
"Jika tidak ada blunder politik yang menyebabkan turunnya dukungan kedua partai, dengan elektabilitas yang cukup besar Golkar dan PDIP tidak sulit memenuhi syarat pencapresan," ujarnya di Jakarta, Ahad, (3/11).
Sedangkan pertarungan perebutan tiket capres ketiga, kata Ardian, akan terjadi jika Partai Demokrat gagal mendapatkan mitra koalisi.
Kondisi ini hanya mungkin jika Demokrat gagal meraih suara lebih dari 15 persen dan mengharuskan partai tersebut mengumpulkan banyak parpol untuk memenuhi syarat minimal pencapresan.
Demokrat sendiri, Ardian menerangkan, posisinya saat ini cukup sulit karena tingkat elektabilitasnya yang terus menurun. Pada Oktober 2012, Demokrat meraih suara 14 persen, Maret 2013 meraih 11,7 persen, dan Oktober 2013 hanya meraih 9,8 persen.
Suara Demokrat yang terus merosot ini, ujar Ardian, mendorong Demokrat untuk membangun komunikasi politik dengan parpol lainnya. Sebab parpol lain dalam kondisi menunggu dan melihat berbagai kemungkinan dan peluang.
Jika Demokrat tidak bisa meraih suara lebih dari 15 persen pada Pemilu 2014, kata Ardian, maka tiket pencapresan akan menjadi persaingan dari berbagai partai tengah. "Pertarungan memperebutkan satu tiket kursi capres akan semakin sengit," katanya.