REPUBLIKA.CO.ID, KEBON SIRIH – Ratusan massa buruh di depan Balai Kota Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat akhirnya membubarkan diri pada pukul 18.45 WIB. Mereka bubar setelah menggelar aksi protes menuntut kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) sejak pukul 11.00 WIB pagi.
Para buruh mengancam akan kembali melakukan aksi unjuk rasa dengan massa yang lebih besar sampai Pemerintah Provinsi DKI mau mengabulkan tuntutannya yakni mengubah UMP tahun 2014 menjadi Rp 3,7 juta.
“Ayo kawan-kawan, kita atur barisan lagi. Kita perjuangkan semua hak-hak kita,” kata koordinator aksi buruh, Muhammad Toha di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (1/11) petang.
Keadaan sempat memanas ketika barisan barikade polisi mulai berjaga-jaga untuk membubarkan aksi. Hal itu dilakukan karena batas waktu izin melakukan unjuk rasa hanya sampai pukul 18.00 WIB.
Massa awalnya tetap tidak mau membubarkan diri, bahkan mereka membentuk barisan untuk bersiap melawan aparat kepolisian.
Sesaat sebelumnya, sepuluh perwakilan massa buruh bertemu Jokowi di Balai Kota. Namun, belum ada titik temu karena buruh bersikukuh meminta UMP sebesar Rp 3,7 juta. Hal itu mengakibatkan kian memanasnya keadaan di lapangan.
Dari pantauan Republika, meski hujan turun deras mulai pukul 17.00 WIB dan baru berhenti pukul17.45 WIB, para buruh tak menghentikan aksinya dan terus berorasi secara bergantian di bawah guyuran hujan. “Kita akan tetap memperjuangkan UMP sebesar Rp 3,7 juta, hidup buruh,” teriak salah satu orator.
Sebelumnya, Gubernur DKI Joko Widodo menyatakan telah menaikkanUMP DKI Jakarta 2014 sebesar Rp 2,441 juta. Jumlah ini naik sebesar 6 persen dari UMP DKI 2013 yakni Rp 2,2 juta.