Jumat 25 Oct 2013 23:43 WIB

Pernikahan Putri Sri Sultan Bangkitkan Pariwisata Yogyakarta

Putri keempat Raja Keraton Ngayogyakarta Sri Sultan HB X, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hayu (kiri) didampingi calon suami, Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Notonegoro, saat jumpa pers di Keraton Yogyakarta, Jumat (11/10).
Foto: Antara
Putri keempat Raja Keraton Ngayogyakarta Sri Sultan HB X, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hayu (kiri) didampingi calon suami, Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Notonegoro, saat jumpa pers di Keraton Yogyakarta, Jumat (11/10).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pernikahan Agung putri keempat Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan Hamengku Buwono X, GKR Hayu dan KPH Notonegoro, Rabu (23/10) lalu menjadi simbol kebangkitan pariwisata Yogyakarta, kata Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta, Tazbir.

"Peristiwa Pernikahan Agung tersebut menjadi simbol kebangkitan pariwisata tidak hanya Yogyakarta tetapi juga pariwisata secara nasional," kata Tazbir di Yogyakarta, Jumat (25/10).

Menurutnya, peristiwa langka tersebut memang dampaknya luar biasa karena tidak hanya terhadap hotel dan restoran di Yogyakarta penuh tamu. Selain itu, dengan diliput ratusan media asing pernikahan agung ini juga mengangkat nama Indonesia di tingkat pariwisata dunia.

"Dalam beberapa kali mengadakan pesta pernikahan agung putri Keraton Ngayogyakarta selalu mendapat respon luar biasa dari berbagai liputan media asing. Hal ini menandakan bahwa budaya Keraton Ngayogyakarta Hadinigrat selama ini menjadi daya tarik wisata budaya yang tidak bisa ditemukan di negara mana pun di dunia," katanya.

Peristiwa besar kirab pasangan pengantin tersebut, kata dia, sangat menarik perhatian wisatawan mancanegara yang kebetulan berkunjung di Yogyakarta.. Ia mengatakan, bagi pariwisata Yogyakarta sendiri dampak luar biasa dari pernikahan agung puteri keraton antara lain bisnis jasa travel dan hotel jelas diuntungkan, termasuk pusat belanja dan rumah makan.

Apalagi, tamu Karena yang datang di acara Pernikahan Agung GKR Hayu - KPH notonegoro memang tamu VVIP di antaranya Presiden Susuilo Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden Budiono, para Menteri dan pejabat negara.

"Dan yang paling penting simbol budaya Indonesia yaitu keberadaan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, juga sebagai simbol kebangkitan pariwisata DIY dan nasional," kata Tazbir.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement