REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengajak para pemuda ikut menjadi penjaga kedamaian dan kerukunan antar umat beragama. Salah satu caranya, kata Pastika, yakni masing-masing pemeluk agama melaksanakan ajaran agama masing-masing.
"Pelaksanaan agama secara baik, bisa mendorong pemeluknya untuk saling menghormati keyakinan pihak lainnya," kata Pastika di Denpasar, Jumat (25/10).
Dalam sambutannya saat membuka Konfrensi Perdamaian Indonesia, Pastika mengemukakan, berbagai permasalahan sosial, adat dan agama harus ditangani secara persuasif.
Pelaksanaan agama secara baik, sebutnya, dapat mengingatkan pemeluknya untuk senantiasa berbuat baik, saling menghormati dengan pemeluk agama lainnya.
Konferensi Perdamaian Indonesia diselenggarakan oleh perhimpunan mahasiswa se-Indonesia yang tergabung dalam Interfaith Youth Forum 2013. Ini adalah kegiatan
kedua, setelah tahun sebelumnya diselenggarakan di Palembang, Sumatera Selatan.
Pastika menyatakan sangat mengapresaiasi kegiatan yang diselenggarakan oleh Interfaith Youth. Dia berharap kegiatan itu semakin mendorong komitmen dalam menyatukan persepsi dan langkah generasi muda untuk mewujudkan perdamaian umat dan seluruh bangsa.
Sebagai harapan bangsa, kata Pastika, generasi muda hendaknya dapat membiasakan kehidupan yang baik, menghindari penyalahgunaan narkoba, obat-obatan
terlarang, atau pergaulan bebas lainnya.
"Sebaliknya, kehidupan yang penuh kreatifitas, enerjik dan berinovasi hendaknya menjadi tujuan bersama," katanya.
Ketua Panitia Konferensi Perdamaian Indonesia, IB Angga Purana Pidada mengemukakan bahwa kegiatan itu bertujuan untuk melibatkan kalangan muda dalam meminimalisir konflik yang belakangan sering muncul di masyarakat.
Menurutnya perdamaian harus dimulai dari dalam diri sendirida dari dalam keluarga. "Dari keluarga yang harmonis, tentu akan melahirkan kehidupan yang harmonis pula," katanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
