Rabu 23 Oct 2013 23:16 WIB

30 Persen Kawasan Hutan di Hulu Sungai Musi Rusak

Rep: Maspril Aries/ Red: Dewi Mardiani
Sungai Musi
Foto: ant
Sungai Musi

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG --- Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) mendata kondisi kawasan hutan di hulu Sungai Musi kini dalam keadaan mengkhawatirkan. Menurut Kepala BLH Sumsel Bakhnir Rasyid, sekitar 30 lingkungan di kawasan hutan di hulu Sungai Musi mengalami kerusaka.

“Kerusakan terjadi akibat penebangan liar atau illegal logging  yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. Sehingga menyebabkan kerusakan lingkungan ditandai dengan adanya longsor, banjir, sedimentasi, dan lain sebagainya,” kata Bakhnir Rasyid kepada wartawan, Rabu (23/10).

Menurutnya, akibat kerusakan hutan yang terjadi di hulu sungai Musi dampak buruknya buruknya dirasakan di hulu dan di hilir sungai Musi. Kerusakan di hulu sungai Musi tersebut diperparah dengan kebiasaan buruk masyarakat yang sering membuang sampah sembarangan, sehingga menyebabkan aliran air tidak lancar dan terjadi banjir.

“Kondisi itu juga berdampak pada kualitas kesehatan masyarakat menjadi berkurang, terutama sering terjangkit penyakit diare, khususnya bagi anak-anak yang berada di sekitar daerah hulu sungai Musi yang mencakup wilayah Kota Pagaralam, Kabupaten Empat Lawang, Kabupaten Musi Rawas, Kabupaten Musi Banyuasin dan Muara Enim,” katanya.

Kerusakaan lingkungan di hulu Sungai Musi khususnya pada DAS (daerah aliran sungai) sudah sejak dua tahun lalu diperingatkan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumsel dan Direktorat Jenderal Bina Pembinaan DAS dan Perhutanan Sosial Kementerian Kehutanan.

Walhi Sumsel telah memperingatkan, kondisi DAS di Sumatra Selatan khususnya sungai Musi sangat memprihatinkan. Dari sekitar 7,7 juta hektar DAS yang ada hanya 800 hektar saja lahan yang masih dalam keadaan baik.

Walhi mencatat, penyebab utamanya kerusakan hutan atau lingkungan pada DAS Musi adalah alih fungsi hutan alam dan lahan alami (rawa) oleh berbagai aktifitas pembalakan liar dan industri. Walhi mengidentifikasi bahwa lahan kritis pada wilayah DAS di Sumsel terbagai dalam empat ketegorisasi. Masing-masing agak kritis seluas 1,7 juta hektare; kritis 3,5 juta hektare; potensial kritis 1,5 juta hektare; dan sangat kritis 784 hektare.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement