REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog tengah mempersiapkan produksi padi tahun depan. Salah satu hal yang perlu diwaspadai yaitu puncak panen raya yang bersamaan dengan puncak musim penghujan. Hal ini bisa menyebabkan produksi padi menurun. "Ini akan terjadi di bulan Maret, April dan Mei," ujar Direktur Utama Perum Bulog, Soetarto Alimoeso saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR RI, Selasa (22/10).
Berdasarkan data selama sepuluh tahun terakhir menunjukkan bahwa laju peningkatan produksi padi rata-rata sekitar 2,91 persen. Kondisi iklim yang mendukung membuat target luas tanam dan produksi tahun ini tercapai. Tahun ini, jumlah pengadaan dalam negeri sebesar 3,2 juta ton, terbesar dibandingkan tahun sebelumnya. Apabila kekhawatiran Bulog mengenai kendala iklim terbukti, maka perlu ada strategi agar kebutuhan beras tahun depan cukup.
Selain iklim, kendala produksi lain yakni sumber daya manusia. Selama ini kesuksesan produksi pangan berada pada petani kecil. Di sisi lain, akses petani kecil masih sangat terbatas dengan pengetahuan yang masih sangat minim. "Kita kekurangan SDM," ujarnya.
Untuk menambah produksi, Bulog mulai melirik daerah produsen baru. Daerah-daerah tersebut seperti Sulawesi Selatan, Sumbawa, Sukabumi Selatan, Banten Selatan dan lainnya. Dengan konsumsi beras per kapita 139,15 kilogram (kg) per kapita per tahun, maka kebutuhan beras pada tahun 2014 diperkirakan mencapai sekitar 35.083.118 ton.