REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Golkar Fadel Muhammad mengatakan DPP Partai Golkar tidak akan memvonis kadernya, Ratu Atut Chosiyah berdasarkan pemberitaan di media massa.
Meski saat ini Ketua DPP Partai Golkar itu telah dicegah oleh Komisi Pemberantasan Korupsi bepergian ke luar negeri terkait pemeriksaan adik kandungnya, Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan.
"Kami mesti melihat dulu, kami tidak boleh memvonis beliau (Ratu Atut) dari berita-berita," kata Fadel di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta, Rabu (9/10).
Meski begitu, Fadel mengakui isu yang menerpa keterlibatan Ratu Atut sedikit-banyak mempengaruhi Partai Golkar. Apa lagi kasus tersebut juga beruntut dengan tertangkapnya kader Golkar lainnya, Chairun Nisa.
"Isu ini isu Golkar, isu partai ini gak berhenti-berhenti. Pasti ada pengaruh," ujar Fadel.
Fadel tak menampik, apa yang menimpa kadernya tersebut, sangat mengecewakan DPP Partai Golkar. Karena kasus korupsi merupakan pelanggaran hukum yang sama-sama ingin diberantas Partai Golkar.
Atut dicegah bepergian ke luar negeri sejak Kamis (3/10) lalu. Pencegahan itu karena KPK berencana memeriksa Atut sebagai saksi kasus dugaan suap pengurusan sengketa Pilkada Lebak, Banten.
Dalam kasus ini, KPK menetapkan pengusaha Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan sebagai tersangka setelah tertangkap tangan di kediamannya, Rabu (2/10) malam. Wawan merupakan adik Atut sekaligus suami dari Wali Kota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany.
Selain Wawan, KPK juga menetapkan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar dan advokat Susi Tur Andayani sebagai tersangka. Keduanya diduga menerima uang suap Rp 1 miliar dari Wawan.